Buku Semesta Luruh Semesta Tumbuh, adalah tentang bagaimana kita bisa berupaya bangun setelah jatuh. Perasaan gagal, kecewa, atau sakit hati kerap membuat kita berada pada titik rendah dalam hidup. Mendongak ke atas dan mengumpulkan energi untuk berdiri bukan perkara mudah, melainkan selalu mungkin diupayakan.
Dedy Kurniawan, penulis buku ini, dengan cara bertutur santai seperti mengobrol, berbagi kisah jatuh bangunnya sendiri untuk mengatakan setidaknya dua hal kepada pembaca. Pertama, hal “buruk” bisa terjadi pada setiap orang, kita tidak sendirian.
Kedua, senantiasa ada cara untuk membuat diri sendiri atau keadaan yang bisa kita kendalikan jadi lebih baik. Luruh dan tumbuh adalah siklus yang alami pada semesta, begitu juga pada semesta kecil bernama diri sendiri.
Baca juga:
Review Buku Imperfect: Cerita Sahabat soal Penerimaan Diri
Review Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Buku ini dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama, luruh. Bagian kedua, hilang. Pada kedua babak ini, kita Dedy mengisahkan pengalaman-pengalaman yang baginya mengecewakan dan menyesakkan, baik terkait studinya, bisnis dengan jenamanya “Koolastuffa”, maupun hubungan interpersonal. Pengalaman membuat dunianya seolah-olah runtuh dan ia mesti menyusunnya kembali dari puing-puing itu.
Bagian ketiga, tumbuh. Pada bagian ini, kita melihat bagaimana kekuatan untuk bangun pelan-pelan dikumpulkan. Bagaimana melihat diri sendiri dan sekitar dengan lebih positif. Sementara itu, pada bagian keempat kita bisa mendapati beragam kisah singkat dari orang-orang lain tentang pengalaman jatuh dan bangun versi mereka. Misalnya, cerita kamerawan yang tangannya patah dan tidak lagi bisa bekerja selama beberapa lama atau seorang introver yang mesti beradaptasi dengan profesinya.
Hal yang menarik dari Semesta Luruh Semesta Tumbuh, buku ini interaktif. Ada halaman-halaman kosong dengan ajakan spesifik untuk merenung, lalu menuliskan apa yang ada di kepala atau hati. Misalkan, kejadian yang membuat rencana berantakan, tindakan kita yang membuat orang lain terluka, atau tabel untuk memilah-milah mana yang berada di dalam dan di luar kendali kita.
Selain itu, buku ini juga memuat ilustrasi-ilustrasi garapan Widya Putri Mada, yang sesuai dengan suasana batin masing-masing kisah. Membuat cerita lebih mudah diresapi atau dinikmati.
Barangkali yang sedikit mengganggu dari keseluruhan buku ini adalah tata letak teks yang bertumpuk dengan logo penerbit pada beberapa halamannya. Meski tulisan masih terbaca, ini membuat pengalaman membaca jadi tersendat.
Kalau kamu sedang merasa tidak baik-baik saja, perlu jeda, butuh mendengarkan kisah untuk membuatmu merasa lebih kuat atau sekadar ingin menyadari lagi beragam pengalaman yang membentukmu menjadi seperti sekarang, Semesta Luruh Semesta Tumbuh bisa menjadi buku yang cocok dibaca. Seperti dituliskan Dedy sendiri, “Buku ini untuk kamu. Kamu belum kalah, hanya sedang lelah. Saatnya rehat sejenak, sambil berserah.”