Segala hiruk pikuk dunia seakan tidak pernah ada habisnya. Tubuh merasa lelah, tetapi pikiran melanglang buana entah ke mana. Tenggat berbagai kerjaan menghantui, tetapi rasanya enggan beranjak untuk segera menyelesaikannya. Bekerja sama dengan diri sendiri, nyatanya lebih sulit untuk dilakukan.

Peneliti dan praktisi mindfulness Putra Wiramuda SPsi MA mengulas hal tersebut dalam webinar yang diadakan Kognisi dengan judul “Mindfulness: Berteman dengan Diri Sendiri” beberapa waktu lalu.

Terdapat sejumlah konsep mindfulness dari para praktisi maupun peneliti. Putra mengacu pada konsep yang diajukan oleh Profesor John Kabat-Zin, yang pertama kali mengangkat mindfulness sebagai proses terapi. Profesor John Kabat-Zin mengartikan mindfulness sebagai “Kesadaran yang timbul dengan mengarahkan perhatian pada suatu tujuan, di sini dan saat ini. Menerima berbagai pengalaman tanpa penghakiman atau penilaian.”

Latihan dasar mindfulness yang dapat dilakukan sendiri, ternyata sesederhana dengan menyadari ritme pernapasan kita. Mengamati ritme napas, membantu kita untuk selalu menyadari kondisi di sini dan saat ini.

Terima dan sadari, kunci utama berlatih mindfulness

Berlatih mindfulness bukan berarti untuk mengosongkan pikiran. “Mengosongkan pikiran itu sebenarnya tidak ada. Karena, ketika kita mengosongkan pikiran, kita sebenarnya memikirkan untuk mengosongkan pikiran tersebut,” ungkap Putra.

Saat mencoba berlatih mindfulness, terkadang pengalaman maupun perasaan tertentu hadir. Apa pun yang dialami atau dirasakan, cobalah untuk disadari dan diterima saat ini juga. Pikiran kita terkadang memikirkan apa yang terjadi pada masa lalu atau apa yang akan terjadi ke depannya. Pikiran tersebut jika tidak dapat dikelola dengan baik, bisa menyebabkan kita berpikir berlebihan yang belum tentu terjadi atau relevan dengan kondisi saat ini.

“Setiap kegiatan apa pun yang kita nikmati, bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk latihan mindfulness. Hal itu bisa sesederhana mencuci piring saja sudah puas dan tenang,” ujar Putra.

Berlatih mindfulness tidak selalu tentang duduk tenang. Latihan ini sebenarnya dekat dengan kegiatan sehari-hari di sekitar kita. Di antaranya, menyiram tanaman ataupun menyapu halaman, yang merupakan kegiatan mindfulnes yang diterapkan sendiri oleh Putra.

Membangun karier secara mindfulness

Konsep ikigai mengajak kita untuk menemukan suatu hal apa yang kita cintai, apa yang kita ahli dalam bidang tertentu, apa yang dibutuhkan dunia, dan untuk apa kita dibayar. Konsep ini mengajarkan untuk menyadari keempat dimensi tersebut dalam membangun karier. Putra menjabarkan lima cara yang dapat dilakukan untuk menemukan dan bekerja apa yang kita cintai.

“Kita harus jadi ahli pada bidang yang kita sukai dengan melatihnya secara konsisten. Selama proses, cari keunikan yang membuat diri kita dikenal berbeda. Jalani berdasarkan nilai (value) yang kita yakini dan belajar dari pengalaman,” ungkap Putra tentang cara yang pertama.

Kedua, sesuatu yang dilakukan secara konsisten dan tanpa ekspektasi dapat membuat kita tertantang untuk menaikkan standar yang kita miliki agar menjadi lebih baik. Ketiga, kelilingi diri kita dengan orang yang tepat.

“Dengan berada di komunitas yang memiliki minat yang sama, akan membuat diri kita membara dan mendapatkan dukungan yang setimpal”, imbuh Putra.

Keempat, belajar mengenai keterampilan umum seperti komunikasi di depan umum. Terakhir, keahlian yang kita miliki memberi dampak positif terhadap orang lain.

Sesi terakhir webinar ditutup dengan berlatih mindful sitting dan tanya jawab. Mindful sitting dilakukan dengan mengamati ritme bernapas yang dipandu oleh Putra. Setelahnya, Putra menanyakan respons apa saja yang dirasakan kepada para peserta webinar.

Pada sesi tanya jawab, salah satu tips untuk menjadi lebih mindful ketika bekerja membuat lelah adalah STOP. “Yaitu dengan berhenti melakukan apa pun (Stop), (Tarik) napas yang dalam, Observasi sensasi fisik dan pikiran yang mulai tenang, serta Perlakukan diri dengan kasih,” tuturnya.

Kognisi adalah produk turunan Growth Center, yang merupakan platform berbasis edukasi persembahan Kompas Gramedia yang dibangun pada Mei 2019. Kognisi secara periodik juga mengadakan webinar yang terbuka untuk publik. Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya bisa langsung dikunjungi di akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Kogi Friends! Stay safe, healthy, and sane!

Penulis: Riska Krisnovita, Editor: Sulyana Andikko.