Pola makan vegetarian kini kian populer. Tak dimungkiri ini pilihan gaya hidup yang baik untuk kesehatan. Namun, banyak mitos juga seputar pola makan ini. Berikut ini, beberapa mitos umum tersebut.

1. Diet berbasis-tanaman selalu menyehatkan

Banyak studi yang menunjukkan kaitan antara konsumsi daging merah dengan kondisi kesehatan yang kurang baik. Konsumsi daging merah kerap dikaitkan dengan obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan kanker kolon. Anggapan ini seolah-olah menyatakan bahwa pola makan tanpa daging lebih baik untuk tubuh. Namun, seperti juga tidak semua daging berdampak buruk bagi kesehatan, tidak semua makanan nabati juga menyehatkan.

Contoh ekstremnya, jika seseorang hanya makan keripik kentang, ia akan disebut vegan. Namun, tentu saja ini tak akan memberinya cukup nutrisi dan energi. Semua tergantung pada keseimbangan pola makan. Seorang vegetarian, meski tidak makan daging, tetap harus memenuhi kebutuhan nutrisi harian yang seimbang agar tubuh tetap sehat.

2. Pola makan vegetarian menjamin penurunan berat badan

Sayangnya tidak. Mudah saja kalau mau mengonsumsi ribuan kalori per hari tanpa mengasup sesuatu yang hewani. Kunci penurunan berat badan adalah diet yang sehat dan olahraga teratur.

3. Vegetarian dan vegan kesulitan memenuhi kebutuhan protein

Barangkali ini salah satu mitos yang paling sering kita dengar. Namun, di dunia makanan, protein bisa didapatkan dari banyak sekali sumber. Tahu, kacang-kacangan, oat, quinoa, biji-bijian, adalah sumber protein yang sangat kaya. Bahkan, beberapa jenis sayuran juga mengandung protein, termasuk bayam, brokoli, kentang, ubi, dan asparagus.

4. Kita tak bisa membangun otot tanpa sumber hewani

Mitos yang ini adalah turunan dari mitos bahwa vegetarian kesulitan memenuhi kebutuhan protein. Protein adalah nutrisi paling penting untuk membangun otot, yang dapat ditemukan berlimpah pula pada sumber pangan nabati.

5. Susu esensial untuk tulang yang kuat

Bukan susu, melainkan kalsiumlah yang esensial untuk kesehatan tulang. Selain untuk tulang, kalsium juga penting untuk beragam fungsi tubuh, seperti menjaga tekanan darah, kontraksi otot, mengirimkan sinyal sepanjang saraf, dan pembekuan darah. Seorang vegan tentu harus memastikan asupannya mengandung kalsium. Ini bisa didapatkan antara lain dari makanan berbahan dasar kedelai, bayam, kacang-kacangan, wijen, atau rumput laut.

6. Kedelai meningkatkan risiko kanker payudara

Belum ada bukti yang meyakinkan bahwa makanan berbahan dasar kedelai meningkatkan risiko kanker payudara pada manusia. Kekeliruan pemahaman bahwa kedelai dapat meningkatkan risiko kanker payudara ini kemungkinan berasal dari studi yang dilakukan pada tikus.

Para ilmuwan menunjukkan, ketika hewan pengerat tersebut menerima sejumlah besar kandungan kedelai, yaitu isoflavon, risiko untuk terserang kanker payudara lebih tinggi. Meski begitu, manusia memproses kedelai dengan cara yang berbeda dengan hewan pengerat. Studi lebih lanjut diperlukan untuk kesimpulan yang lebih jernih. Sementara itu, aman bagi kita untuk mengonsumsi kedelai dalam jumlah moderat.

7. Orang hamil membutuhkan daging dan susu

Selama kehamilan, penting untuk mengasup segala nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi. Namun, tak harus dengan daging dan susu, makanan nabati pun dapat menyediakan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan. Tentu, seorang vegetarian atau vegan yang hamil mesti dengan teliti merencanakan asupan makanannya untuk memastikan keseimbangan nutrisi itu tercakup pada makanan yang dikonsumsinya, terutama pada masa awal kehamilan.

Nah, itu tadi sejumlah mitos tentang pola makan vegetarian. Kalau kamu seorang vegetarian, tak perlu khawatir asupan nutrisimu tidak terpenuhi, ya! Yang penting, kenali kandungan gizi beragam makanan dan pastikan nutrisi yang kamu asup seimbang.

 

Baca juga:

Mengenal 7 Tipe Diet Vegetarian

Cara Menyimpan Sayuran agar Tetap Segar dan Berkualitas

Jangan Merebus Sayuran, Ini Cara Terbaik Memasaknya

 

Infografik pola makan vegetarian