Pandemi Covid-19 telah membuat mayoritas sektor produksi lumpuh dan sekaligus menghilangkan sumber pendapatan, baik individu maupun perusahaan. Ini menyebabkan krisis ekonomi yang bahkan lebih parah dibanding tahun 1998 hingga Indonesia diprediksi berada di ambang resesi. Pada era tatanan hidup baru ini, perlu disadari bahwa seluruh kegiatan ekonomi belum bisa pulih seperti sediakala.

Dibutuhkan strategi yang tepat agar dapat bertahan dan bertumbuh dalam jangka panjang. Ibarat lari maraton, sumber daya tidak hanya perlu dikerahkan pada titik awal (start), tetapi juga perlu diatur sedemikian rupa agar stamina mampu bertahan sampai titik akhir (finish).

Strategi tersebut kemudian dibahas oleh Fahroni Arifin selaku Senior Vice President Brand Management & Strategy Indosat Ooredoo yang berperan sebagai pembicara dalam webinar Kognisi baru-baru ini bertajuk “How to Build Marketing Strategy in New Normal Era?” dan dimoderasi oleh Novi Eastiyanto selaku General Manager Digital & Print Marketing Kompas Gramedia. Acara ini disambut antusiasme hampir 100 peserta yang terdiri atas tim Indosat Ooredoo dan karyawan Kompas Gramedia.

Relevansi dan adaptif adalah kunci dalam menghadapi “new normal

Pada pandemi ini, model bisnis suatu perusahaan dapat dikatakan mengalami ujian terberatnya dalam kaitannya menjaga relevansi dengan kebutuhan konsumen. Menjadi perusahaan yang menjaga relevansi dan adaptif menjadi hal yang krusial. Misalnya, dengan kondisi pandemi ini, bisnis akan didorong untuk lebih mengoptimalkan penjualan secara digital.

“Produk Indosat Ooredoo sendiri semula hanya bisa didapatkan melalui pembelian di gerai, sekarang produk Indosat dapat dipesan hanya melalui aplikasi atau e-commerce dan dikirim langsung ke alamat konsumen,” imbuh Fahroni. Namun, tidak semua perusahaan dapat menggunakan strategi ini karena kebutuhan pelanggan dan model bisnisnya pasti berbeda.

Pentingnya rasa empati dan sikap peduli bagi “brand

Pada masa sulit seperti ini, rata-rata masyarakat Indonesia merasa tidak berdaya sehingga brand tidak boleh memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Justru sebaliknya, brand perlu menunjukkan rasa empati dan usaha untuk membantu atau meringankan beban konsumen.

“Empati itu sangat penting. Buat saya, itu adalah prinsip marketing nomor satu,” ujar Fahroni.

Fahroni sempat menunjukkan video iklan terbaru dari Indosat Ooredoo. Sebelumnya, Indosat beriklan untuk menjual produknya, tetapi kini iklan Indosat dibuat sebagai bentuk hiburan untuk masyarakat yang sedang bosan di rumah pada saat pandemi. Alhasil, video tersebut telah disaksikan oleh lebih dari 92,5 juta penonton. Menurut Fahroni, hal tersebut disebabkan oleh konten iklan yang relevan dengan apa yang masyarakat rasakan sekarang.

“Hal-hal sederhana dapat menunjukkan empati brand meskipun tidak berdampak langsung pada sales. Karena brand juga bertanggung jawab atas moral dan sosial,” tambahnya.

Selain empati, sebuah brand harus menunjukkan sikap peduli. Fahroni pun memperlihatkan video kedua mengenai iklan Indosat yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada para dokter, tentara, polisi, dan mereka yang selama ini berjuang di garda terdepan.

“Sebagai perusahaan, kita juga harus mengucapkan apa yang kita rasakan. Jika salah, kita minta maaf. Jika ingin berterima kasih, sampaikan terima kasih. Tentunya diucapkan dengan cara yang relevan dengan audiens kita,” ujar Fahroni.

Dari contoh video tersebut, dapat dilihat bahwa dasar penyusunan konten sebuah brand adalah pemahaman terhadap audiens merupakan faktor yang sangat penting. Tidak melulu jualan produk, alokasi anggaran pemasaran produk dapat dialihkan menjadi berupa penyampaian pesan dan rasa empati. Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan engagement dan loyalitas konsumen terhadap brand tanpa perlu melulu mengedepankan penjualan produk (hard selling).

Diskusi webinar berlangsung sangat seru dan interaktif. Premis yang dapat diambil dari sesi ini adalah sebagai brand, penting untuk selalu menginspirasi dan mengangkat semangat para konsumennya pada masa sulit seperti ini. Brand perlu menempatkan dirinya pada sisi konsumen yang kemungkinan besar saat ini sedang menahan pembelian konsumtif dan berfokus pada mencari penghiburan misalnya, ambil perspektif tersebut untuk menggaet hati konsumen melalui kampanye yang relevan dengan audiens.

Kognisi merupakan platform berbasis edukasi persembahan Kompas Gramedia yang secara periodik juga mengadakan webinar terbuka untuk publik. Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya dapat diakses melalui akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Kogifriends! Stay safe and stay sane!

 Penulis: Elvira Tantri; Editor: Sulyana Andikko;