1. Tentukan mood ruangan yang ingin dicapai
Ada yang disebut dengan psikologi warna. Biru untuk nuansa lembut dan tenang, merah untuk suasana yang lebih bersemangat, atau putih untuk netral. Sebelum melihat-lihat katalog warna, tentukan dulu suasana apa yang ingin kamu bangun untuk ruangan.
Ingin kamar terasa dramatis? Gunakan hitam atau warna-warna yang lebih gelap. Mau dapur terasa lebih segar? Mungkin mewarnai satu sisi tembok atau kabinet dengan hijau akan menjadi ide menarik. Ingin ruangan terasa lebih sederhana dan minimalis? Gunakanlah warna putih yang lebih dominan.
2. Mencari referensi palet warna
Pinterest, Google, atau Instagram telah membuat pencarian kita akan palet warna ruangan menjadi lebih mudah. Carilah dengan kata kunci yang sesuai dengan suasana ruangan yang kamu bayangkan. Misalnya, kamar abu-abu. Lalu kumpulkan semua sampel yang mendekati keinginan kamu.
Setelah mengumpulkan sampel, tentukan warna lebih spesifik yang ingin kamu sasar. Seberapa tua atau muda warna abu-abunya atau seberapa hangat atau dingin warnanya. Elemen warna lain apa yang bisa dikombinasikan dengan itu, dan sebagainya.
3. Berangkat dari warna elemen yang sudah ada di ruangan
Jika yang kamu lakukan adalah mengecat ulang ruangan (bukan mewarnainya sejak awal dibangun), biasanya sudah ada elemen lain di dalam ruangan. Entah itu meja, sofa, karpet, lukisan, ataupun elemen dekoratif lain. Bisa juga, pemilihan warna berangkat dari apa yang kira-kira sesuai dengan warna elemen lain di dalam ruangan.
Bayangkan warna latar yang cocok untuk lukisan kamu yang berwarna dominan oranye misalnya. Apabila mau sekadar menciptakan aksen warna dinding, kamu boleh pilih warna yang berani atau cukup kontras. Jika area yang ingin dicat ulang cukup luas, kamu bisa sesuaikan dengan warna netral yang nyambung dengan warna furnitur, misalnya krem seperti warna kain sofa.
Baca juga :Â
4. Identifikasi undertone warna cat
Ketika mencari warna pada katalog, kerap kita hanya melihat sekilas. Namun, impresi warna sebenarnya sangat ditentukan oleh undertone atau warna dasarnya. Jika tak teliti, bisa jadi warna ivory atau gading yang kita lihat di katalog bisa tampak agak kekuningan ketika diaplikasikan pada dinding.
Undertone bisa bervariasi dari hijau, kuning, beige, biru, atau merah muda. Cara melihatnya, pertama, tentukan apakah warna tersebut warna yang hangat atau dingin. Warna hangat biasanya punya undertone merah muda, beige, atau kuning. Warna dingin cenderung memiliki undertone hijau, biru, atau ungu.
Jika kamu masih kesulitan menentukan undertone-nya, cara lainnya adalah melihat gradasi paling gelap dari lini warna yang kamu pilih. Biasanya lebih mudah melihat undertone pada shade tergelap setrip warna cat.
5. Sapukan warna pada karton putih
Gunakan kuas yang bersih untuk menyapukan sampel warna pada karton putih. Bawa pulang karton yang sudah diberi sampel warna, lalu tempelkan di tembok yang kamu rencanakan bakal diwarnai dengan cat tersebut.
Biarkan karton itu menempel di tembok selama satu atau dua hari. Amati warnanya ketika paparan cahaya berbeda-beda. Misalnya, pada pagi hari, siang, sore yang paparan cahayanya berkurang, malam ketika berada di bawah cahaya lampu, atau ketika suasana redup karena mendung atau hujan.
Jika sudah sesuai dengan yang diharapkan, bisa putuskan untuk pakai warna itu. Apabila ada yang harus dikoreksi, kamu bisa pilih shade yang lebih terang atau gelap, sesuai keinginan.
Sudah siap berkreasi untuk mendekorasi ulang ruanganmu? Semoga enggak bingung lagi soal bagaimana memilih warna cat, ya!