Gerakan ramah lingkungan telah mendengung sejak lama. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran kita untuk “berbela rasa” dengan lingkungan dan alam sekitar. Langkah perubahan gaya hidup untuk lebih ramah lingkungan sebenarnya sederhana saja. Dimulai dari diri sendiri, dari rumah sendiri. Ya benar, kita bisa mengusahakan rumah ramah lingkungan.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuat rumah ramah lingkungan. Tidak perlu memaksakan diri menggunakan panel surya jika kemampuan finansial belum cukup. Kita hanya perlu membenahi beberapa aspek di dalam atau sekitar tempat tinggal. Rumah pun akan lebih ramah lingkungan.

Desain bangunan

Banyak orang kurang menyadari bahwa desain bangunan tertentu bisa menghemat pemakaian energi dan mengondisikan rumah kian ramah lingkungan. Salah satunya dengan membuat bukaan yang lebar. Di antaranya merancang jendela yang berukuran besar atau mengupayakan agar jendela terdapat di sejumlah ruangan. Jangan biasakan juga jendela tertutup tirai. Biarkan sinar matahari memasuki rumah melalui kaca jendela.

Berikan akses yang terbuka untuk sejumlah ruangan. Misalnya ruang makan dengan area dapur bersih. Dengan cara ini, penempatan jendela di salah satu ruangan dapat memaksimalkan pencahayaan alami di bagian ruangan lainnya.

Jika perlu, aplikasikan dinding kaca di salah satu bagian ruangan. Kita tidak perlu repot-repot menyalakan lampu saat siang hari. Tidak menghidupkan lampu saat siang hari berarti satu langkah dalam penghematan energi.

Perabotan ramah lingkungan

Hindari sembarang memilih furnitur berbahan kayu. Ada baiknya kita bertanya dulu pada toko furnitur dari mana asal kayu yang dipakai untuk produknya. Pastikan kayu didapat dari hutan industri yang memang ditujukan untuk menghasilkan kayu-kayu untuk kebutuhan rumah tangga, dan kayu bukan berasal dari hutan alami.

Perhatikan juga jenis cat yang digunakan untuk pelapis furnitur. Bahan kimia dalam cat bisa jadi mengandung zat berbahaya atau dapat merusak lingkungan. Jadi, sebaiknya kita mencari tahu dulu jenis-jenis cat yang digunakan untuk melapisi furnitur.

Kita bisa mempertimbangkan membeli furnitur bekas. Jangan meremehkan furnitur bekas. Furnitur lawas terkadang terbuat dari kayu jati yang berkualitas tinggi. Daya tahannya pun lebih lama dibandingkan jenis kayu-kayu baru. Dengan demikian kita tidak perlu sering mengganti perabotan.

Berkebun

Berkebun menjadi salah satu cara menghadirkan rumah ramah lingkungan. Ingat, jika lahannya sempit bukanlah penghalang untuk berkebun. Kita masih bisa bertanam menggunakan system hidroponik atau membuat taman gantung sederhana di bagian belakang atau samping rumah yang terbuka. Jika ingin lebih berhemat, pilih jenis tanaman yang bisa dikonsumsi.

Misalnya sayuran seperti seledri, bayam, atau pare. Bisa juga menanam cabai atau tomat. Selain sayuran, pilihan tanaman buah dalam pot (tabulampot) seperti jeruk juga bisa menjadi pilihan menarik untuk berkebun. Kita juga bisa menanam tanaman berkhasiat obat, seperti jahe, kunyit, atau temulawak. Lain halnya jika kita menyukai keindahan, tanamlah bebungaan di pot-pot gantung untuk membuat tampilan rumah semakin asri.

Hemat energi

Untuk penerangan, gunakan lampu yang hemat energi. Biasanya, lampu hemat energi sedikit lebih mahal dibandingkan lampu biasa. Namun, pemakaiannya dapat meringkas konsumsi energi. Selain itu, jenis lampu ini biasanya relatif tahan lama.

Saat akan membeli perangkat elektronik lain seperti seterika listrik, bandingkan daya konsumsi listriknya. Ambil beberapa merek sebagai pembanding, lalu pilih perangkat elektronik yang paling hemat energi.

Sedikit gunakan kantong plastik

Saat berbelanja, lebih baik siapkan kantong belanja sendiri. Ada beragam jenis tote bag sederhana yang terbuat dari kain dan bisa digunakan sebagai wadah belanjaan. Usahakan sesedikit mungkin menggunakan kantong plastik.

Jika terpaksa menggunakan kantong plastik, kita bisa menggunakan kantong plastik yang dibuat secara alami dan mudah terurai. Beberapa toko organik melalui website dan Instagram menyediakan kantong plastik ramah lingkungan semacam ini. [*]

Baca jugaPerhatikan 6 Hal Ini Sebelum Berinvestasi di Properti