Dunia, termasuk Indonesia, saat ini sedang memasuki ujian baru, yaitu terjadinya pandemi Covid-19. Pandemi yang melanda Tanah Air sejak diumumkan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 ini secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kehidupan berbagai lapisan masyarakat.

Salah satu dampak yang paling terasa adalah dampak ekonomi dan kesehatan keuangan, baik individu maupun rumah tangga. Terlebih, adanya kebijakan physical distancing dan bekerja dari rumah membuat sebagian pekerja terancam penghasilannya, mulai dari pemotongan pendapatan hingga sebagian lainnya dirumahkan.

Belum adanya kepastian kapan pandemi ini akan berakhir membuat sebagian besar orang menjadi waswas terhadap keadaan ekonominya. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan mulai dari penghasilan dan dana darurat menjadi semakin krusial untuk bertahan hidup.

Hal ini disampaikan dalam webinar yang bertajuk “Financial Planning During Pandemic” belum lama ini yang dibawakan oleh wartawan harian Kompas Joice Tauris Santi CFP dan dimoderatori oleh Digital Transformation Specialist HR Sulyana Andikko.

Diikuti para karyawan Kompas Gramedia dan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara, diskusi ini membahas pentingnya strategi mengelola keuangan pada saat-saat krusial seperti pandemi yang sekarang tengah melanda.

Joice mengatakan bahwa International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di dunia akan minus akibat adanya pandemi Covid-19. Walaupun demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani, memperkirakan di Indonesia masih bisa bertumbuh 0,5 persen. Untuk itu, Joice menekankan pentingnya mendahulukan kebutuhan primer seperti makanan dan listrik dibanding kebutuhan-kebutuhan lain yang sifatnya bisa ditunda.

“Ada kecenderungan makan lebih banyak saat work from home dan memengaruhi belanja kita, apalagi sekarang ada uang digital (lebih boros). Hal ini harus diperhatikan, misalnya yang bagian ini bengkak (lalu) yang bagian mana yang harus ditekan, untuk itu perlu membuat prioritas,” jelasnya.

Baca juga : 

Dana darurat dan investasi: bentuk kebiasaan dulu

Selanjutnya, Joice juga menekankan pentingnya untuk memiliki dana darurat pada saat seperti ini. Menurut Joice, dana darurat dapat digunakan saat pemutusan hubungan kerja (PHK), kendaraan rusak, ada sanak saudara yang dirawat di rumah sakit, dan kejadian yang mendadak dan lainnya.

Pada prinsipnya, mengumpulkan dana darurat dapat dilakukan dengan menyisihkan dan bukan menyisakan, misalnya tidak ada pengeluaran transportasi ke kantor, alokasi anggaran itu bisa masuk ke dana darurat untuk berjaga-jaga.

“Bagi yang sudah memiliki dana darurat, dapat menggunakan dana tersebut untuk membayar listrik, berobat, dan lain sebagainya di tengah pandemi yang membuat penghasilan tidak maksimal. (Bagi yang belum) dana darurat bisa juga dikumpulkan dari THR yang tidak terpakai saat ini karena tidak ada kegiatan-kegiatan seperti buka bersama dan mudik lebaran,” terang Joice.

Serupa dengan dana darurat, investasi juga dapat dimaksimalkan untuk membantu mengantisipasi kondisi keuangan selama berlangsungnya pandemi.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengguna layanan teknologi finansial terbesar berasal dari kelompok usia 19-34 tahun dengan pendapatan Rp 5 juta–Rp 15 juta per bulan. Di lain pihak, temuan OJK pada 2018 juga mengindikasikan bahwa milenial ​kurang menyukai menabung​. Untuk itu, Joice menyarankan bagi para mahasiswa atau pekerja muda untuk mulai menyisihkan uang dengan cara investasi sedikit-sedikit.

Investasi pemula dapat dimulai dengan investasi reksa dana pasar uang yang nilai fluktuasinya lebih stabil dan tidak mudah terpengaruh kondisi perekonomian dunia. Kenaikannya juga sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan penempatan deposito. Esensinya adalah membentuk kebiasaan menabung dan sekaligus berinvestasi.

Sebagai penutup, Joice mengajak para peserta untuk tetap berbagi meskipun kecil karena akan sangat berarti di tengah pandemi seperti ini.

Kognisi adalah platform berbasis edukasi persembahan Kompas Gramedia yang dibangun pada Mei 2019. Kognisi secara periodik juga mengadakan webinar yang terbuka untuk publik. Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya bisa langsung mengunjungi akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Kogifriends! Stay safe, and stay sane!

Penulis: Aurina Indah Tiara; Editor: Sulyana Andikko