Tulang berada dalam kondisi terpadat dan terkuatnya ketika kita mencapai usia dewasa sampai dengan akhir 20-an tahun. Setelah itu, perlahan-lahan kepadatan tulang berkurang sejak usia kita 35 tahun. Hal ini terjadi pada semua orang. Namun, beberapa orang kehilangan kepadatan tulang lebih cepat daripada yang lain, menyebabkan mereka berisiko lebih tinggi mengalami patah tulang.
Perempuan berisiko lebih tinggi mengalami patah tulang ketimbang laki-laki. Secara genetis, kepadatan tulang perempuan relatif lebih rendah daripada laki-laki. Setelah masa menopause, level estrogen, yang berkontribusi terhadap kepadatan tulang, menurun drastis. Perempuan juga rentan mengalami ketidakseimbangan hormon.
Selain faktor-faktor tersebut, lekas berkurangnya kepadatan tulang diperburuk dengan gaya hidup yang tidak sesuai pola hidup sehat, antara lain pola makan tidak seimbang, merokok, dan kurang aktif bergerak. Berikut ini, penjelasan soal faktor penyebab osteoporosis.
-
Defisiensi estrogen
Hormon estrogen sangat esensial untuk tulang yang sehat. Setelah menopause, level estrogen menurun dengan drastis. Ini menyebabkan penurunan kepadatan tulang yang cepat pula. Perempuan bahkan berisiko lebih tinggi lagi terkena osteoporosis jika mereka mengalami menopause dini (sebelum usia 45 tahun); melakukan prosedur histerektomi atau pengangkatan rahim sebelum usia 45 tahun, terutama ketika ovarium juga ikut diangkat, atau absen menstruasi selama lebih dari 6 bulan sebagai akibat olahraga atau diet berlebihan.
Baca juga:
Mengenal Osteoporosis, Faktor Risiko, dan Upaya Pencegahannya
5 Jenis Penyakit yang Mesti Diwaspadai Perempuan
-
Ketidakseimbangan hormon yang lain
Beragam hormon, seperti hormon pertumbuhan dan hormon paratiroid, turut mengatur kepadatan tulang. Ketika level hormon paratiroid meningkat, ini menyebabkan penurunan jumlah kalsium, yang berakibat tulang menjadi lebih lemah.
-
Defisiensi kalsium
Pola makan yang buruk menyebabkan asupan kalsium pun tidak memadai. Tulang kita mengandung kalsium dan fosfor. Kalsium sangat diperlukan oleh tubuh. Ketika tubuh mengalami defisiensi kalsium, bagian tubuh lain, seperti jantung dan otot, mengambil persediaan kalsium dari tulang. Jika ini berlangsung dalam waktu yang lama, tulang kita pun menjadi lebih mudah keropos.
-
Kurang berolahraga
Olahraga adalah stimulus untuk membuat tulang lebih kuat. Merespons aktivitas olahraga yang kita lakukan, otot dan tulang ikut bertumbuh. Gaya hidup yang tidak aktif atau kurang olahraga membuat tulang pelan-pelan kehilangan kepadatannya.
-
Merokok
Sejumlah riset menunjukkan, merokok memiliki efek negatif pada kepadatan mineral tulang. Merokok mengurangi kemampuan tubuh menyerap kalsium, menurunkan level vitamin D, menyebabkan ketidakseimbangan hormon, dan mengurangi massa tubuh. Oleh karena itu, merokok sering dikaitkan dengan risiko patah tulang yang lebih tinggi.