Jam beker berbunyi, membangunkanku dari tidur panjang. Aku membuka mata dan menyibakkan tirai jendela….            

Apakah awal tulisan novel atau cerita pendek (cerpen) Anda mirip dengan kalimat-kalimat di atas? Jika ya, tidak mengherankan apabila naskah cerpen dan novel Anda ditolak mentah-mentah oleh penerbit atau majalah. Memulai kisah dengan adegan bangun pagi hari adalah sesuatu yang umum. Inilah pentingnya berpikir kreatif dalam menulis. Tanpa kreativitas, Anda bisa ditaklukkan penulis-penulis lain.

Hal ini menjadi salah satu materi Talkshow Literary Coffee: Creative Thinking oleh novelis Eka Kurniawan. Talkshow ini menjadi salah satu rangkaian acara dalam Kemang Art & Coffee Festival 2014 yang digelar pada akhir November lalu. Selain Eka Kurniawan, dalam talkshow berpikir kreatif dalam menulis tersebut hadir penyair atau penulis puisi Joko Pinurbo, yang akrab disapa Jokpin.

“Dalam menulis, kita ingin menciptakan sesuatu yang baru. Kita ingin melihat karya yang lebih luas, melihat dunia yang lebih luas,” kata Eka. Eka menuturkan, dalam menulis, tidak ada hal yang benar-benar baru karena sumber ide bisa dari berbagai hal. Ibaratnya membuat makanan, menulis merupakan proses mencampur bumbu dan bahan, kemudian mengolahnya dengan cara memasak sehingga tercipta suatu sajian.

“Kreativitas itu merupakan progress dari sesuatu yang telah ada,” ungkap Eka lagi. Dalam pembuatan novel Cantik Itu Luka, Eka bercerita bahwa salah satu kisah dalam novel tersebut diambil dari suatu kejadian di Pangandaran, beberapa tahun lalu. Eka terbayang-bayang pada peristiwa pelecehan seksual tersebut kemudian menuangkannya ke dalam novelnya.

Sementara itu, Jokpin berbagi pengalamannya dalam penulisan puisi Surat Kopi. Dalam pembuatan puisi tersebut, Jokpin mengaku materi penulisannya merupakan rangkaian berbagai narasi. Dari berbagai narasi tersebut, ia memilah dan memilih kata-kata untuk dijadikan puisi.

“Cara minum kopi itu biasa, tetapi bagaimana orang mengungkapkan tentang kopi itu yang beda,” kata Jokpin. Ternyata, meskipun bercerita tentang kopi, sesuai judulnya, terdapat makna tersembunyi di dalamnya. Jokpin menuturkan, ada tiga arti yang hendak ia sampaikan dalam puisi Surat Kopi, yaitu ucapan syukur, kasih seorang ibu pada anaknya, dan perlambang darah Kristus. Jokpin mengakui bahwa banyak puisinya yang terinspirasi dari iman Kristiani.

Lantas, bagaimana caranya agar penulis menjadi lebih kreatif? “Banyak-banyaklah membaca,” pesan Eka. Dengan membaca, seseorang akan lebih membuka matanya dan menemukan kata-kata baru untuk memperkaya tulisannya.

Jokpin menuturkan, kecenderungan pengalaman pribadi masuk ke dalam karya tulis adalah hal biasa yang dialami para penulis pemula. Namun, seiring dengan jam terbang yang semakin tinggi, kemampuan seseorang akan semakin terasah. Jadi, Anda para penulis muda, sebaiknya asah kemampuan menulis dengan banyak membaca novel dan terus-menerus berlatih menulis. [MIL]

noted: kreatif resep jitu jadi penulis kawakan