Hampir setahun, kita menjalani masa karantina meskipun seakan timbul tenggelam, tidak lock down sepenuhnya seperti di Wuhan dan tempat lainnya.
Mengapa selama pandemi kita ingin sekali berkumpul dengan teman-teman, padahal bisa bertemu secara virtual? Mengapa tatap muka virtual ini tidak menghilangkan rindu?
Dengan mengalami beragam kejadian pada tahun 2020, kita menemukan banyak wisdom lama yang ternyata masih relevan. Pada tahun itu pun muncul sinar-sinar baru yang tidak disangka dalam kehidupan kita.
Tahun 2020 sudah kita lewati. Pada tahun ini, kita sudah mengalami keresahan, ketidakberdayaan, dan kecemasan. Namun, dengan tutupnya tahun ini, tidakkah kita mau mengubah persepsi? Annus mirabilis.
Tanpa terasa, kita sudah berada pada penghujung tahun. Selama hampir setahun ini pula kita sudah hidup bersama dengan pandemi.
Sekarang, banyak perusahaan yang sudah melihat diversity sudah menjadi suatu keharusan.
Pandemi Covid-19 yang kini semakin meluas di Indonesia menyebabkan perekonomian negara di ambang resesi.
Dahulu, dunia kerja yang diimpikan oleh sebagian besar orang setelah lulus dari jenjang kuliah adalah bekerja di perusahaan besar atau korporasi.
Menurut berbagai penelitian, kebahagiaan orang dipengaruhi oleh hubungan sosial, pekerjaan maupun pendidikan, dan fisik yang sehat.
Seorang CEO senior berusia 55 tahun memanggil putranya dan berkata, ”Saya mendapatkan sebuah pesan penting di WhatsApp yang ingin saya e-mail-kan ke seluruh karyawan.