Rumah selayaknya menghadirkan kenyamanan dan memberikan perlindungan bagi penghuninya. Oleh sebab itu, memilih lokasi menjadi hal utama sebelum membeli rumah. Terutama agar mendapatkan lokasi yang bebas banjir.

Lokasi strategis sudah tentu membuat harga rumah menjadi lebih mahal. Bila tidak memungkinkan memilih lokasi yang strategis, setidaknya kamu bisa mencari rumah yang areanya bebas banjir.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan banjir. Selain curah hujan yang tinggi, perilaku manusia yang kurang peduli terhdapa lingkungan juga bisa memicu banjir. Penggundulan hutan, penebangan pohon secara ngawur, alih fungsi daerah resapan air untuk permukiman, hingga pembuangan sampah di aliran air memang memicu banjir saat musim hujan tiba.

Di Jakarta contohnya, kalau sekilas melirik puluhan dekade silam, Sungai Ciliwung sempat menjadi sumber air minum bagi warga Batavia pada masa kolonial Belanda. Namun, saat ini, Sungai Ciliwung dituding sebagai biang banjir.

Warga sebenarnya bisa berperilaku untuk lebih mencintai lingkungan. Selain itu, cara lain agar aman dari banjir adalah memilih rumah yang berlokasi di daerah bebas banjir. Rumah sederhana atau mewah pun kalau kebanjiran tetap sama-sama bikin repot dan tidak nyaman.

Oleh karena itu, berikut ini, beberapa pertimbangan yang bisa kamu lakukan untuk memilih rumah yang lokasinya bebas banjir.

1. Amati riwayat

Untuk mengetahui potensi banjir dari suatu lokasi, kamu perlu mengamati riwayat area tersebut selama beberapa tahun terakhir. Jika menjadi langganan banjir, sudah pasti harus dihindari.

2. Lokasi cekungan

Sesuai hukum alam, air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat rendah. Jadi, kamu bisa memperhatikan jika lokasi rumah berada di cekungan atau dikelilingi daerah yang lebih tinggi, kemungkinan berisiko banjir. Namun, jika sistem drainase daerah itu bagus, bisa jadi tak ada masalah bila kamu membeli rumah di situ.

Dekat sungai

Kamu juga bisa mempelajari lingkungan sekitar rumah yang akan dibeli. Bila terdapat sungai, pastikan tidak dipenuhi sampah atau bangunan nonpermanen di kiri-kanannya. Kamu juga perlu memperhitungkan ketinggian bangunan dari permukaan sungai. Pada musim hujan, sungai bisa meluap dan mencapai ketinggian hingga lebih dari satu meter. Bangunan dan daerah di sekitarnya paling tidak perlu lebih tinggi.

Perhatikan aksesnya

Selain daerah di sekeliling rumah, kamu juga perlu memastikan akses di sekitarnya. Jika area untuk keluar-masuk rumah rawan banjir, sebaiknya juga jangan dibeli. Meskipun rumah tidak kebanjiran, kamu tidak akan bebas melakukan berbagai aktivitas, termasuk pergi sekolah, kuliah, atau kantor.

Jalan berlubang

Jalan yang berlubang-lubang di sekitar rumah juga bisa menjadi salah satu indikasi struktur tanah yang kurang baik. Lubang pada jalan bisa menandakan tanah kurang stabil atau ada aliran air yang kurang lancar di sekitarnya.

Baca juga : 

Ruang terbuka hijau

Jika kamu telah menentukan suatu lokasi, pastikan daerah di sekitar rumah atau hunian memiliki sistem pengelolaan lingkungan yang baik. Perhatikan pula ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan air.

Tepi pantai

Kalau kamu suka kawasan pantai, perlu juga diketahui bahwa terlalu dekat dengan pantai juga tidak disarankan. Rumah di tepi pantai memang memiliki pemandangan yang indah. Namun, terselip risiko abrasi akibat air pasang atau luapan air dari muara sungai.

Fisik bangunan

Jika kamu membeli rumah bekas, perhatikan fisik bangunannya. Bekas-bekas banjir sebenarnya bisa dikenali dari tanda-tanda di bagian pagar, tembok, atau lantai.

Lihat peta banjir

Kamu juga bisa melihat peta kawasan banjir melalui internet sebagai pertimbangan sebelum memilih lokasi rumah.

Baca juga : Keuntungan Bangun Rumah di Lahan Berkontur