Apa yang akan Anda lakukan ketika perusahaan tempat bekerja tiba-tiba mengumumkan akan segera “tutup buku”?

Krisis finansial global memengaruhi keberlangsungan perusahaan di berbagai belahan dunia. Di Amerika dan Eropa sendiri tingkat pengangguran terus meningkat. Selain dari sisi finansial, terjadinya perubahan arah industri terkait juga dapat mengganggu keberlangsungan perusahaan tempat bekerja. Sebagai karyawan, wajar jika kemudian muncul rasa waswas. Terlebih jika mereka yang telah bekerja selama puluhan tahun.

Selagi hal itu masih menjadi wacana alias belum terjadi, bersiap diri akan berbagai kemungkinan sebaiknya dilakukan sedari sekarang. Salah seorang konsultan karier dari Amerika Serikat, Lisa Lane Brown, menuturkan bahwa banyak karyawan yang menjadi panik dan ketakutan ketika perusahaan tempatnya bekerja menyatakan diri bangkrut. Hilangnya kestabilan keuangan jelas menjadi faktor ketakutan terbesar.

Ia menuturkan, seseorang yang dikuasai rasa takut dan panik rentan membuat keputusan yang tidak tepat menyangkut perjalanan karier dan keuangan. Sebaliknya, mereka yang mampu mengubah rasa takutnya sebagai motivasi positif mampu membuat perubahan berarti dan berhasil mengatasi kesulitan keuangan.

Rasa takut itu bisa bersumber pada banyak hal. Wajar diakui, karyawan yang telah bertahun-tahun bekerja di satu perusahaan akan merasakan zona nyaman sehingga hidupnya pun hanya berkutat seputar rutinitas bekerja sebagai karyawan. Memang, setiap karyawan penuh waktu wajib menjalankan seluruh tugas, tanggung jawab, dan peraturan yang diterapkan perusahaan. Akan tetapi, sebaiknya juga tak terlena hingga lupa mengembangkan diri.

Mengembangkan diri bisa dalam banyak hal. Mulai dari menggali bakat, minat, dan hobi, tergabung dalam komunitas untuk meluaskan jejaring sosial, dan masih banyak lagi. Kegiatan ini bisa jadi terlihat sepele, tetapi juga bisa dijadikan jaring pengaman ketika jaring utama tak lagi bisa dijalankan.

Pasalnya, kerap ditemui banyak orang belum berani berwirausaha ketika tempat bekerja tutup karena merasa belum siap, tak memiliki keahlian yang bisa dijual. Nah, mengasah keahlian inilah yang perlu dilakukan sedari sekarang. Karena pada akhirnya, keahlian yang dimiliki dalam diri itulah yang bisa menjadi jaring pengaman. Menjadi penulis, misalnya, atau pemain musik, penari, membuka usaha katering atau sekadar warung makan, hingga membuat berbagai kerajinan tangan yang hasilnya ditawarkan ke pasar luas.

Manfaatkan pula uang pesangon yang diberikan perusahaan sebagai modal berwirausaha. Jika sudah memiliki jejaring luas, Anda pun sudah memiliki kantong-kantong pasar untuk dituju sebagai target pembeli.

Hari-hari esok memang tak pernah pasti, tetapi segala sesuatunya bisa segalanya tetap terkontrol dengan memiliki strategi perencanaan yang matang. Rajin-rajin membuka banyak kanal, untuk menjaring banyak kesempatan. [ADT]

foto: shutterstock