Karbohidrat memiliki peran sangat penting bagi tubuh karena menjadi sumber energi. Sementara itu, mengonsumsi buah-buahan secara rutin dan terukur dapat meningkatkan kesehatan karena mengandung beragam vitamin, mineral, juga karbohidrat. Lalu, bagaimana dengan penderita diabetes, yang notabene harus benar-benar memperhatikan kandungan karbohidrat.

Karbohidrat merupakan senyawa kimia gabungan beragam gugus fungsi hidroksil yang dapat memengaruhi kerja otak, ginjal, jantung, sistem saraf, serta pencernaan. Tak heran, diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan sakit kepala, lelah, sulit berkonsentrasi, serta gangguan pencernaan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada 2014, sebanyak 8,5 persen orang berusia 18 tahun ke atas menderita diabetes. Selain itu, pada 2019, diabetes merupakan penyebab langsung dari 1,5 juta kematian.

Disebutkan pula, antara tahun 2000 hingga 2016 terdapat peningkatan 5 persen kematian akibat diabetes. Di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah, angkat kematian dini akibat diabetes terus meningkat pada periode tersebut.

Seperti diketahui, diabetes dan karbohidrat memiliki kaitan erat—orang yang sering mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dapat lebih cepat terkena diabetes. Meski demikian, bukan berarti penderita diabetes sama sekali tidak boleh mengonsumsi makanan berkarbohidrat.

Jaga keseimbangan

Asosiasi Diabetes Amerika (ADA) menyebutkan, karbohidrat memiliki peran penting dalam mengelola diabetes. Setelah tubuh memecah karbohidrat menjadi glukosa, pankreas akan melepaskan insulin untuk membantu sel menyerap glukosa tersebut.

Hiperglikemia merupakan kondisi seseorang dengan kadar gula darah tinggi, umumnya pada pengidap diabetes melitus. Ini dapat terjadi karena tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk memproses glukosa dalam darah. Selain itu, sel-sel dalam tubuh tidak efektif bereaksi terhadap insulin yang dilepaskan sehingga meninggalkan glukosa berlebih.

Sementara itu, hipoglikemia atau gula darah rendah merupakan kondisi ketika kadar gula darah berada di bawah normal. Kurangnya asupan karbohidrat atau akibat dari proses pengobatan merupakan penyebab orang mengalami hipoglikemia.

Untuk menghindari kedua risiko yang sangat mengganggu kesehatan tersebut, kuncinya adalah menjaga keseimbangan karbohidrat di dalam tubuh.

Batasi karbohidrat

Cermatlah dalam mengonsumsi makanan mengandung karbohidrat sederhana. Selain dapat meningkatkan kadar gula darah, karbohidrat jenis ini dapat memicu meningkatnya berat badan

Terkait pembatasan karbohidrat, khususnya bagi diabetesi (penderita diabetes), laman kenapayadok.com menyebut, edukasi mengenai cara mengonsumsi buah yang aman bagi diabetesi menjadi sangat penting karena buah juga mengandung karbohidrat. Meski demikian, buah tidak perlu dihindari karena selain mengandung karbohidrat, juga mengandung mineral, vitamin, dan serat yang dibutuhkan tubuh.

Untuk itu, pilihlah karbohidrat kompleks, yaitu karbohidrat yang memiliki rangkaian struktur gula lebih panjang daripada gula sederhana sehingga butuh waktu lama untuk dicerna dan diserap tubuh. Contohnya, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Karena lambat dicerna, pelepasan hasil pencernaan, di antaranya glukosa, akan berlangsung perlahan sehingga kadar gula dalam darah relatif lebih stabil dan tidak melonjak setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Sementara itu, jenis karbohidrat yang sebisa mungkin dihindari adalah karbohidrat sederhana, yakni karbohidrat yang terdiri atas gula dasar yang mudah dicerna dan diserap tubuh, contohnya tepung putih, gula, kue basah, minuman manis dan sebagainya. Selain dapat meningkatkan kadar gula darah, karbohidrat sederhana dapat menjadi pemicu berat badan meningkat serta mengganggu imunitas dan menimbulkan penyakit.

Baca Juga: 5 Alternatif Makanan Pengganti Nasi yang Baik untuk Tubuh  

Meski demikian, tidak selamanya karbohidrat sederhana buruk bagi diabetesi karena jenis karbohidrat ini dapat membantu jika mengalami hipoglikemia.

Buah

Walaupun buah-buahan amat bermanfaat bagi kesehatan, pengidap diabetes harus cermat saat mengonsumsi buah-buahan agar gula darah tetap terkontrol.

Meski termasuk ke dalam karbohidrat yang sehat, pengidap diabetes harus cermat saat mengonsumsi buah-buahan. Umumnya, semakin kecil ukuran buah dan semakin manis, maka semakin tinggi pula kadar gulanya. Untuk itu, batasi konsumsi buah berukuran kecil, seperti duku, leci, anggur, dan kelengkeng. Sedangkan untuk buah berukuran besar, seperti pepaya, melon, dan semangka, kadar gula akan semakin tinggi seiring tingkat kematangannya.

Sementara itu, buah beri, jeruk nipis, lemon, kiwi, dan buah dengan rasa asam atau kecut disebut-sebut memiliki kadar gula relatif sedikit. Sementara itu, asinan buah, buah kering, dan buah kalengan pada umumnya mengandung banyak gula. Jika terpaksa mengonsumsi buah dalam kemasan/kalengan, bacalah secara cermat kandungan gula yang ada di dalamnya.

Mengonsumsi buah akan lebih tinggi manfaatnya apabila dikunyah atau disantap langsung, bukan dijus terlebih dahulu. Selain seratnya dapat tetap masuk ke dalam tubuh, mekanisme mengunyah dapat membantu mengirim sinyal kenyang ke otak.

Baca juga:

Infografik: Buah-buahan dan Beragam Manfaatnya