Walaupun tema pendidikan bukan tema yang populer, setiap kali film-film ini ditayangkan selalu menarik perhatian untuk ditonton. Sebab, film bertema pendidikan tidak hanya ringan dan menghibur, tetapi juga memiliki pesan moral dan inspirasi tentang pentingnya pendidikan. Berikut ini kami akan sajikan rekomendasi film bertema pendidikan untuk menyambut Hari Pendidikan Nasional.
1. Denias, Senandung di Atas Awan (2006)
Denias, Senandung di Atas Awan mengangkat kisah nyata seorang anak Papua, Denias, yang berjuang untuk meraih pendidikan di tengah kondisi lingkungan yang sulit. Cerita ini menyoroti perjalanan Denias dari daerah pedalaman Papua hingga kesempatan untuk bersekolah di kota. Film ini berhasil memperlihatkan keindahan Provinsi Papua melalui pengambilan gambarnya yang spektakuler, dengan lokasi syuting di daerah kerja PT Freeport Indonesia dan kawasan pegunungan Wamena.
Penggunaan pakaian adat dan kebudayaan Papua dalam film memberikan nuansa autentik yang memperkaya cerita. Dengan alur cerita yang progresif, penonton dibawa melalui perjalanan Denias yang penuh semangat untuk mencapai impian pendidikannya. Melalui film ini, penonton dapat memahami betapa pentingnya pendidikan dalam mengubah nasib seseorang, serta betapa berharganya akses pendidikan di daerah terpencil Indonesia. Denias, Senandung di Atas Awan memberikan inspirasi dan motivasi bagi mereka yang peduli dengan pentingnya pendidikan. Dengan mengangkat tema pendidikan, film ini memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya semangat dan kegigihan dalam mengejar cita-cita.
2. Laskar Pelangi (2008)
Laskar Pelangi diadaptasi dari novel best-seller karya Andrea Hirata dengan judul yang sama. Film ini mengisahkan tentang perjalanan sebuah sekolah di daerah terpencil Belitong yang berjuang melawan segala rintangan untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya. Cerita ini juga menyoroti persahabatan, semangat, dan kegigihan dalam menghadapi berbagai tantangan.
Dalam “Laskar Pelangi”, penonton akan dibawa untuk mengenal tokoh-tokoh yang kuat dan inspiratif, seperti guru yang peduli, serta anak-anak yang penuh semangat dalam mengejar mimpi mereka. Melalui perjuangan bersama, mereka berhasil mengubah nasib sekolah mereka dan meraih prestasi yang gemilang.
Film ini berhasil menghadirkan nuansa Belitong yang kaya akan budaya dan keindahan alamnya. Lokasi syuting yang autentik serta penggunaan musik yang tepat menjadikan pengalaman menonton lebih mendalam. Dengan mengangkat tema pendidikan dan perjuangan, Laskar Pelangi tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pesan yang mendalam tentang pentingnya pendidikan dalam mengubah hidup seseorang. Film ini cocok ditonton oleh semua kalangan yang menghargai nilai-nilai persahabatan, semangat, dan pendidikan.
3. Sokola Rimba (2013)
Sokola Rimba terinspirasi dari kisah nyata seorang anak Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi, Sumatra, yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan di tengah hutan belantara. Cerita ini mengisahkan perjalanan Butet Manurung, seorang guru yang gigih dan penuh semangat, dalam membuka sekolah bagi anak-anak SAD.
Dalam film ini, penonton akan disuguhkan dengan kehidupan dan budaya Suku Anak Dalam yang autentik. Lokasi syuting di hutan belantara serta penggunaan bahasa dan adat istiadat SAD menjadikan pengalaman menonton lebih mendalam.
Melalui perjuangan Butet dan anak-anak SAD, Sokola Rimba mengangkat tema pentingnya pendidikan dalam mengubah nasib dan membebaskan diri dari siklus kemiskinan. Film ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang keberagaman budaya dan kehidupan di pedalaman Indonesia.
Dengan pesan yang kuat tentang pentingnya pendidikan dan semangat untuk berjuang demi masa depan, Sokola Rimba menjadi film bertema pendidikan yang wajib ditonton bagi mereka yang peduli dengan isu pendidikan dan keadilan sosial serta cocok untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional.
4. Sayap Kecil Garuda (2014)
Pulung, seorang remaja kelas 2 SMP, menghadapi kesulitan dalam menghapal Pancasila dan makna lambangnya karena daya ingatnya yang lemah. Meskipun demikian, ia merupakan anak yang baik dan rajin membantu kakeknya, Abah, dalam mengumpulkan beras perelek, sebuah budaya di kampung mereka. Pulung juga aktif dalam kegiatan sosial, seperti menyumbangkan hasil penjualan beras untuk membantu warga kurang mampu.
Meskipun tidak memiliki keunggulan dalam menghapal, Pulung memiliki bakat visual yang kuat, terutama dalam menggambar. Dia belajar dari Pak Zul, warga baru di kampungnya, dan berhasil menjuarai lomba gambar se-Cianjur. Meskipun menang, Pulung dengan tulus memberikan piala dan sepeda yang diperolehnya kepada Maman, anak Pak Zul yang buta, sebagai penghargaan atas ketulusan dan bakatnya.
Film ini mengajak para penontonnya terutama anak-anak bukan saja terus termotivasi untuk belajar, tetapi juga mengenal dan mendalami Pancasila. Pulung menjadi contoh bagaimana Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Di Timur Matahari (2012)
Satu pagi di Papua, Mazmur, Thomas, dan teman-temannya masih menunggu cahaya yang tak kunjung datang, yaitu guru pengganti. Di sebuah kampung terpencil, mereka berharap pesawat akan membawa guru, tapi tak ada yang datang. Mereka memutuskan untuk mencari pengetahuan dari lingkungan sekitar dan belajar dari orang-orang di sekitar mereka.
Namun, tragedi datang saat Ayah Mazmur terbunuh oleh Joseph, ayah Agnes. Konflik antar kampung pun tak terhindarkan. Kabar ini sampai kepada Michael, adik Blasius, yang kembali ke Papua bersama istrinya, Vina, untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun, adiknya, Alex, menentang upaya rekonsiliasi, dan perang pun nyaris tak terelakkan.
Meskipun orang dewasa bisa terjerumus dalam konflik, Mazmur, Thomas, dan teman-temannya bertekad untuk menjaga persahabatan mereka dan mencoba mendamaikan kedua kampung tersebut. Meskipun kampung mereka bermusuhan, mereka percaya bahwa damai bisa dicapai melalui persahabatan dan kesetiaan mereka satu sama lain.
Film ini berusaha menerjemahkan bagaimana pendidikan dapat bermanfaat dalam banyak hal. Selain itu, film ini menunjukkan realitas anak-anak di Papua untuk menempuh pendidikan. Kepolosan dan kesederhanaan, serta logat yang khas menjadi bagian dari kenikmatan film ini sendiri.
5. Mars: Mimpi Ananda Raih Semesta (2016)
Tupon, seorang ibu buta huruf, mengajak putrinya, Sekar, untuk menikmati keindahan langit malam dan bintang-bintang. Meskipun buta huruf, Tupon berjuang keras bersama suaminya untuk menyekolahkan Sekar agar tidak mengalami nasib yang sama. Ketika ayah Sekar meninggal, Tupon berjuang sendiri untuk mendukung Sekar dalam meraih pendidikannya.
Sekar menghadapi cobaan saat dijodohkan dengan seorang duda, tetapi ia tetap fokus pada pendidikannya. Tupon mendukung penuh keinginan Sekar, yang akhirnya membuahkan hasil ketika Sekar berhasil kuliah di universitas negeri di Bandung. Berkat kecerdasan dan tekadnya, Sekar mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi magister di Oxford dengan fokus pada astronomi.
Dari film ini, penonton diajak terus termotivasi untuk menempuh pendidikan sebagai jalan membuka kesempatan besar di masa depan. Pendidikan digambarkan sebagai kunci untuk lepas dari kesulitan.
Baca juga : Sejarah Hidup Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional
6. Budi Pekerti (2023)
Bu Prani, seorang guru BK, terlibat dalam insiden di pasar yang terekam dan diunggah ke media sosial, menyebabkan dia dan keluarganya mendapat kecaman dan komentar negatif dari netizen. Tindakan tersebut dianggap tidak pantas bagi seorang guru, dan keluarganya turut diserang oleh masyarakat.
Mereka hidup dalam tekanan dan setiap tindakan mereka dipandang dengan kritis. Ini menyebabkan ketegangan dalam keluarga dan mengancam pekerjaan Bu Prani. Pada akhirnya, Bu Prani dan keluarganya harus menerima kenyataan pahit yang padahal bukan karena kesalahannya.
Dari film ini, kita diajak untuk menikmati cerita miris yang terjadi saat ini. Penonton diajak untuk berpikir dan berhati-hati bahwa dari “jempol” saja bisa membawa kesengsaraan orang lain. Film ini justru menunjukkan bahwa seseorang tidak berdaya jika harus berhadapan dengan netizen, walaupun segala hal sudah dilakukan. Sebuah cerita mendidik di kehidupan nyata.
7. Semesta Mendukung (2011)
Muhammad Arief, seorang anak dari keluarga miskin di Madura, memiliki minat besar dalam sains, terutama fisika. Meski kondisi ekonomi keluarganya sulit dan tinggal jauh dari kota besar, Arief tetap tekun menekuni bidang tersebut. Ayahnya, Muslat, beralih profesi menjadi sopir truk serabutan karena ladang garam keluarganya terkena paceklik, sementara ibunya, Salmah, terpaksa bekerja sebagai TKW di Singapura tanpa memberi kabar selama bertahun-tahun.
Arief, yang sangat merindukan ibunya, bekerja di bengkel setelah sekolah dengan harapan mengumpulkan uang untuk mencarinya. Ia dibantu oleh Cak Alul. Bakat Arief dalam fisika terlihat oleh Ibu Tari Hayat, seorang guru fisika, yang kemudian mendorongnya untuk mengikuti seleksi olimpiade sains di Singapura. Namun, Arief memiliki agenda tersembunyi: menemukan ibunya di sana.
Di Jakarta, Arief bersaing dalam seleksi yang dipimpin oleh Pak Tio Yohanes dan Deborah Sinaga. Selama seleksi, ia menjalin persahabatan dengan Muhammad Thamrin dan Clara Annabela. Dengan kerja keras dan dukungan dari banyak orang, Arief berhasil meraih medali emas dalam olimpiade tersebut dan akhirnya bertemu kembali dengan ibunya setelah kembali ke Madura.
Film ini mengajarkan anak-anak untuk terus berusaha dan pantang menyerah dalam belajar. Prestasi akan diraih dan akan mendapat dukungan dari banyak orang, walaupun susah sekali dalam prosesnya.
8. Cita-citaku Setinggi Tanah (2011)
Film ini menceritakan tentang Agus, seorang anak dari keluarga sederhana di Muntilan, Jawa Tengah, yang tinggal di daerah pedesaan. Ayahnya bekerja di pabrik tahu, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga yang ahli membuat tahu bacem. Ketika diberi tugas oleh ibu guru untuk menulis tentang cita-cita, Agus merasa cemas karena teman-temannya memiliki cita-cita yang tinggi, seperti menjadi artis, tentara, atau membahagiakan orang lain.
Namun, Agus memiliki keinginan yang unik, yaitu ingin makan di restoran Padang. Meskipun dianggap lucu oleh teman-temannya, Agus menyadari bahwa untuk mewujudkan cita-citanya itu ia perlu uang, dan itulah tantangan yang harus dihadapinya.
Dari Agus, anak-anak bisa belajar bagaimana cara mewujudkan mimpinya dengan cara-cara yang sederhana. Dan, dari film ini, dunia pendidikan merupakan bagian penting untuk mewujudkan cita-cita seseorang dan setiap orang bisa mewujudkan mimpinya.
Baca juga : Catat! Ini 5 Strategi Dapatkan Beasiswa Kuliah di Luar Negeri
9. Adriana (2013)
Pertemuan antara Mamen dan Adriana di perpustakaan nasional berujung pada kisah yang rumit, namun penuh dengan romansa. Adriana menantang Mamen untuk memecahkan teka-teki agar bisa bertemu lagi. Teka-teki yang diberikan ada hubungannya dengan sejarah. Bersama sahabatnya, Bayu, Mamen menjelajahi sejarah Jakarta untuk mencari jawaban.
Namun, munculnya orang ketiga dan teka-teki misterius untuk Adriana semakin mempersulit situasi. Mamen, Adriana, dan Sobar terlibat dalam pencarian jawaban, yang mengungkap kisah-kisah menarik tentang Soekarno, Muhammad Hatta, dan Adriana van den Bosch. Perjalanan mereka mengungkapkan betapa Jakarta menyimpan sejarah yang kaya dan cinta yang abadi.
Film ini memang bukan untuk anak-anak kecil, tetapi untuk remaja. Dari film ini, penonton diajak untuk belajar sejarah tanpa harus terbebani. Tanpa sadar, penonton bisa menambah pengetahuan sejarahnya.