SUMMARY
Zora Bennett (Scarlett Johansson) memimpin tim ekspedisi menuju tempat paling berbahaya di bumi. Sebuah misi untuk mencari DNA Dinosaurus yang diharapkan bisa memberikan manfaat untuk menyelamatkan nyawa bagi umat manusia. Saat ekspedisi ini berjalan penuh resiko yang besar, mereka menemukan hal yang mengerikan dan mengejutkan yang telah disembunyikan dari dunia selama ini.
Jenis Film | Scifi |
Produser | Frank Marshall, Patrick Crowley |
Sutradara | Gareth Edwards |
Skenario | David Koepp |
Pemeran | Rupert Friend, Scarlett Johansson |
Rilisan | Universal Pictures |
- 2 Juli 2025
- 133 Menit
- 13+
Film terbaru dari franchise legendaris ini, Jurassic World: Rebirth, hadir sebagai napas segar yang membawa kembali atmosfer mencekam dan keajaiban pra-sejarah yang dulu membuat dunia terpukau lewat Jurassic Park garapan Steven Spielberg.
Disutradarai oleh Gareth Edwards dan ditulis oleh David Koepp—penulis asli Jurassic Park—film ini berlatar lima tahun setelah kejadian Dominion, saat dinosaurus telah “dikarantina” di zona tropis terpencil. Di tengah upaya perusahaan farmasi besar mengekstrak DNA dari tiga makhluk purba raksasa demi revolusi pengobatan, misi ilmiah itu berubah menjadi mimpi buruk.
Tokoh utama, Zora Bennett (diperankan oleh Scarlett Johansson), adalah agen operasi khusus yang memimpin ekspedisi berbahaya bersama Dr. Henry Loomis (Jonathan Bailey) dan Duncan Kincaid (Mahershala Ali). Mereka dihadapkan pada berbagai konflik: dari ancaman dinosaurus predator seperti T-Rex, Mosasaurus, dan makhluk rekayasa baru bernama Distortus Rex, hingga dilema moral soal batas etika manipulasi genetik. Di tengah kekacauan, muncul keluarga sipil yang tersesat di zona bahaya, menambahkan elemen emosional yang kuat dan membumi ke dalam kisah penuh ketegangan ini.
Visual yang bak mahakarya
Namun bukan Jurassic tanpa nostalgia. Rebirth secara cerdas menghidupkan kembali elemen-elemen klasik: penampakan pertama T-Rex yang ikonik, motif moral dari ilmuwan arogan, dan bahkan jejak reruntuhan taman pertama yang kini tertelan hutan.
Di sisi lain, film ini juga menghadirkan pendekatan segar dengan desain makhluk hybrid yang mengundang rasa takut dan penasaran. Adegan paling menegangkan, seperti pengejaran perahu di sungai oleh T‑Rex, memberikan sensasi adrenalin tinggi yang digemari oleh penonton.
Meski banyak juga yang menyayangkan subplot keluarga yang terasa agak klise dan desain Distortus Rex yang terlalu “alien”, kekuatan utama film tetap pada tensi, aksi, dan pesan yang kuat: bahwa keserakahan manusia tidak akan pernah bisa menaklukkan alam.
Setidaknya film Jurassic World: Rebirth sukses mengembalikan keajaiban dinosaurus dalam paket cerita yang dewasa dan penuh aksi. Dengan ketegangan mencekam, karakter yang emosional, dan visual spektakuler, film ini menjadi titik balik positif bagi franchise. Cocok dinikmati oleh penonton yang merindukan sensasi lama dengan bumbu inovasi modern—meski sebagian elemen cerita terasa familiar.
Dengan akting solid dari Johansson dan Mahershala Ali, narasi penuh konflik etis, dan visual megah yang tak terbantahkan, film ini tidak hanya memuaskan penggemar lama, tapi juga mengundang generasi baru untuk kembali terpukau oleh dunia di mana dinosaurus masih menguasai rantai makanan.
Jika Anda mencari tontonan blockbuster yang memadukan aksi, emosi, dan pertarungan hidup-mati dengan latar eksotis penuh raksasa, film ini adalah pilihan utama musim panas ini. Untuk mendapatkan pengalaman menonton yang lebih maksimal, bioskop dengan layar ScreenX tentu saja menjadi pilihan yang tepat.
Review overview
Summary
8