Cara membuat rumah lebih wangi memang beragam. Anda bisa menggunakan produk sabun pembersih lantai dengan aroma tertentu, memakai pengharum ruangan yang banyak ditemukan di pasaran, memasang bunga segar dalam vas, atau meletakkan potpourri. Di Indonesia, penggunaan potpourri sebagai pengharum ruangan terbilang jarang. Namun, ada baiknya kita mengenal lebih dalam pewangi ruangan yang berasal dari Perancis ini.
Kata “potpourri” berasal dari bahasa Perancis, yaitu “pot” yang berarti pot atau wadah kecil dan “pourri” yang berarti busuk. Sebutan “potpourri” ini konon mendapatkan pengaruh dari bahasa Spanyol “olla podrida”, yang artinya berbagai macam bahan.
Pembuatan potpourri awalnya merupakan cara mengawetkan berbagai bunga dan tanaman agar bertahan meskipun musim panas sudah usai. Namun, cara pengawetannya menggunakan garam laut. Selanjutnya, pembuatan potpourri mengalami perkembangan. Pembuatan potpourri dengan cara dikeringkan menjadi lebih populer.
Pengeringan tepat
Bila melihat potpourri, kita akan menemukan bahan-bahan kering yang berasal dari bunga-bunga, dedaunan, atau kayu-kayuan tertentu. Uniknya, aromanya tetap terjaga. Hal ini tidak lepas dari proses pengeringannya. Jika proses pengeringan bahan-bahan potpourri tidak tepat, hasilnya pun tidak maksimal.
Proses pengeringan bisa dilakukan dengan meletakkan bunga dan bahan-bahan lainnya dalam suatu nampan. Keringkan di dalam ruangan yang kering dan sirkulasi udara yang baik. Hindari pengeringan di bawah sinar matahari langsung. Pengeringan di bawah sinar matahari bisa membuat bunga menjadi kering dengan cepat, tetapi aroma wangi turut hilang. Pengeringan dalam ruangan memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, aroma bunga yang dikeringkan tidak menghilang.
Cara lainnya adalah menggantung bunga segar secara terbalik. Pastikan kuncup bunga menghadap seluruhnya ke bawah. Setelah itu, tengadahkan kembali jika bunga sudah kering. Agar bagian dalam tangkai kering, pilahlah masing-masing tangkai untuk dikeringkan secara alami dalam wadah datar. Lama proses pengeringan ini bervariasi. Jika kondisi udara dalam rumah tergolong panas dan kering, pengeringan menjadi lebih cepat.
Olivia (24), karyawan swasta yang berdomisili di Jakarta yang pernah menjajal pembuatan bunga kering menuturkan, aroma dari bunga-bunga kering justru lebih kuat dibandingkan bunga segar. Ketika ia menggunakan bunga mawar segar sebagai hiasan ruangan, aromanya lebih samar. Namun, ketika bunga mawar menjadi kering, aroma wanginya bertahan lebih tercium dan bertahan lama.
“Aroma bunga kering lebih wangi. Wanginya bahkan bisa tahan hampir satu tahun, padahal tanpa tambahan minyak esensial,” ungkap Olivia.
Praktis
Ada beragam jenis bunga beraroma wangi yang bisa dijadikan bahan potpourri. Bunga mawar, salah satunya. Menariknya, Anda juga bisa menggunakan bahan-bahan lainnya seperti buah jeruk.
Ya, buah jeruk yang diiris tipis kemudian dikeringkan bisa dijadikan komponen dalam potpourri. Namun, Anda bisa juga membeli potpourri dengan berbagai aroma di sejumlah toko atau gerai yang menjual aksesori ruangan.
Biasanya potpourri ditawarkan dalam bentuk wadah-wadah kecil berisi bahan-bahan kering yang berlapis plastik. Ketika Anda akan mengaplikasikannya, bukalah plastik tersebut dan letakkan potpourri di meja tamu atau di dalam kamar.
Jika masih kurang puas dengan aroma wanginya, Anda gunakan minyak esensial sesuai aroma asli bahan potpourri. Anda bisa menggunakan beberapa tetes minyak esensial untuk menciptakan aroma yang wangi dalam ruangan.
Tidak hanya wangi, berkat keunikan tampilannya, potpourri cocok dijadikan hiasan dalam ruangan. Suasana yang eksotis nan wangi pun akan tercipta ketika potpourri hadir dalam hunian Anda. [*/MIL]
foto: Shutterstock