Warna memberi kesan-kesan tertentu pada sebuah ruangan. Warna juga menyumbangkan sejumlah perasaan pada orang yang menatapnya. Permainan warna yang banyak dilakukan dalam khazanah interior, terbukti dapat menciptakan perwajahan yang sesuai dengan kepribadian pemilik rumah.

Bagaimana dengan warna putih? Banyak orang menghindari dominasi warna putih saat memoles rumahnya. Alasannya, terlalu banyak warna putih menyebabkan rumah menjadi seperti rumah sakit, dingin dan kaku. Meski putih menghadirkan kesan lapang dan bersih, dia dianggap mudah kotor sehingga merepotkan pemilik rumah.

Padahal warna putih menghadirkan beberapa keuntungan bila diaplikasikan secara dominan untuk sebuah ruangan di rumah kita. Keuntungan pertama, ruangan serbaputih membuat kita lebih mudah memasang aksen yang diinginkan. Seperti selembar kertas putih, kita bisa menggoreskan apa pun yang kita mau.

Sebab itulah, orang-orang yang mencintai warna putih senang meletakkan beberapa aksesori dan itu menjadi tampak menonjol. Misalnya, untuk ruang tamu atau keluarga, bantal bergaris-garis hitam dan putih akan tampak modern. Bisa juga sofa berwarna putih dengan empat bantal, dua bantal putih dan dua bantal merah.

Kemudian, kita bisa memilih karpet yang memiliki warna “penghubung” dengan aksesori lainnya, yakni karpet yang berwarna dasar hitam. Bisa pula menambahkan motif lingkaran seperti yang banyak dipakai untuk motif kaos-kaos distro. Ini akan menonjolkan gaya modern pemiliknya.

Kita juga bisa menempatkan sedikit perabotan yang berwarna merah, ini tentu menjadi aksen yang menarik. Keuntungan lain yang diberikan warna putih, yakni ruangan terasa sejuk dan luas. Kekakuan bisa dicairkan oleh aksen berwarna merah tadi.

Sementara itu, jawaban atas tuduhan bahwa warna putih lebih cepat kotor, tentu kembali pada kemauan pemilik rumah untuk rajin membersihkannya. Sebenarnya semua warna yang dipilih tak bisa lepas dari kotoran, semua tergantung pada komitmen kita untuk membersihkan rumah setiap hari. [*/TYS]

foto: shutterstock