Tidur adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia. Padatnya aktivitas terkadang membuat waktu tidur terganggu. Alhasil, waktu bangun juga terpengaruh.

Mayoritas manusia membutuhkan waktu tidur delapan jamㅡdari malam hingga pagiㅡagar memiliki kualitas tidur yang baik. Namun, saat waktu tidur mulai berantakan, terlebih karena begadang, akhirnya membuat kita bangun lebih telat. Hal ini disebabkan karena tubuh tak memiliki waktu tidur yang cukup.

Hasil riset yang dilakukan oleh Prasetyo menemukan, remaja dengan rentang usia 16–18 sebenarnya sudah paham mengenai waktu tidur yang ideal. Akan tetapi, banyak dari mereka yang tak mengimplementasikannya dengan baik. Mereka mengaku hal itu disebabkan oleh perlunya belajar, mengerjakan tugas, hingga berselancar di media sosial sampai lupa waktu. Pada akhirnya, kegiatan-kegiatan itu menyebabkan mereka bangun kesiangan.

Padahal, bangun lebih awal pada pagi hari bisa meningkatkan produktivitas dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan. Kita pun tak akan mudah lelah karena berhasil menghirup udara pagi yang masih segar. Selain itu, kita juga bisa berolahraga ringan yang nantinya akan membuat tubuh makin sehat. Hal ini tentu berbanding terbalik apabila bangun lebih siang.

Lantas, apakah efek negatif yang diterima oleh tubuh apabila kita setiap hari rutin bangun telat pada siang hari?

Telat Memulai Hari

Saat bangun kesiangan, kita cenderung memulai hari dengan tergesa-gesa. Hal ini sangat dirasakan apabila ada kegiatan yang memang dilakukan pada pagi hari. Tentunya, kita tak akan sempat menikmati sarapan. Padahal, sarapan sangat penting sebagai asupan untuk memulai hari.

Kita juga tak akan memiliki waktu cukup untuk menyiapkan segala keperluan, baik untuk kerja atau sekolah. Bahkan, terkadang ada barang yang tertinggal karena tak teliti untuk mengecek ulang keperluan.

Selain itu, apabila menggunakan transportasi umum atau kendaraan pribadi, bangun pagi diperlukan untuk menghindari telat. Saat bangun kesiangan, kita hanya memiliki sedikit waktu untuk melakukan perjalanan. Padahal, banyak situasi tak terduga menanti, seperti kendaraan mogok, perbaikan jalan mendadak, hingga kemacetan.

Sering Mengalami Sakit Kepala

Situasi pada pagi hari dan siang hari memiliki nuansa yang berbeda. Pagi hari tentu berisi suara-suara yang lebih menenangkan karena belum banyak orang beraktivitas. Sementara itu, pada siang hari, suasananya akan lebih ramai. Hal ini yang terkadang membuat emosi kita terpicu sehingga menimbulkan sakit kepala.

Selain itu, menurut Sleep Foundation, sakit kepala bisa terjadi karena jam tidur kita kurang. Kondisi ini bisa membuat kinerja senyawa kimia pada otak, seperti halnya serotonin mengalami gangguan. Apabila kinerjanya terganggu, kita akan merasa sakit kepala. Tentunya, hal ini dapat memengaruhi aktivitas kita selama sehari penuh.

Menurunnya Semangat Berkegiatan

Berkurangnya semangat ini bisa terjadi karena suasana saat bangun tidur sudah tidak segar. Saat bangun siang, kita cenderung menjadi lebih malas karena menunda-nunda waktu. Hal ini tentu membuat produktivitas kerja menurun.

Dari situ, akhirnya banyak tugas dan pekerjaan yang tak bisa diselesaikan secara maksimal. Pikiran kita pun akan terganggu karena dikuasai oleh rasa malas. Akhirnya, pekerjaan itu pun menumpuk karena kita menunda-nunda hingga mendapatkan rasa semangat. 

Tak Mendapat Sinar Matahari Pagi

Sinar matahari pagi memiliki beragam manfaat untuk tubuh. Melansir dari Healthline, ia dapat memperkuat kesehatan tulang, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menyembuhkan penyakit kulit (eksim), mengurangi depresi, hingga meningkatkan kualitas tidur.

Menurut WHO, waktu yang paling bagus untuk berjemur adalah pukul 09.00ㅡ10.00. Pada waktu tersebut, matahari memancarkan indeks sinar UV paling rendah, yaitu satu. Sementara itu, apabila bangun siang, kita pasti tak bisa mendapatkan asupan sinar matahari pagi.

Hal ini dikarenakan sinar matahari pada waktu siang hari memiliki paparan sinar UV yang membahayakan. Bahkan, apabila berlama-lama tanpa perlindungan sunscreen, bisa menimbulkan kanker kulit.

Dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Setandan Pisang Milik Otan”, Beka, seorang Bekantan, diceritakan bangun kesiangan dan kemudian bermalas-masalan. Akhirnya, ia pun tak sempat mencari makanan sehingga memakan pisang milik Otan.

Dengarkan siniarnya sekarang juga di Spotify atau akses cepat melalui tautan berikut [https://spoti.fi/34FyfYw].


Penulis: Alifia Putri Yudanti & Ristiana D Putri

Baca juga : Anak yang Tidur Sekitar Pukul 20.30 Lebih Fokus Belajar