Konsultan arsitektur Studio Velocity mendesain rumah dan toko manis untuk sebuah keluarga: pasangan muda pemilik toko, gadis kecil berusia tiga tahun, dan seorang bayi mungil. Seperti keluarga itu, rumah tersebut hangat dan penuh energi.
Rumah itu terletak di kawasan residensial yang tenang di Jepang, tetapi dekat dengan apartemen dan rumah lain. Bukaan jendela dari bangunan lain itu mengarah ke area yang akan dibangun rumah. Arsitek pun memutar otak untuk menciptakan ruang terbuka untuk sirkulasi dan pencahayaan di tengah-tengah wilayah yang cukup padat.
Bangunan rumah akhirnya dirancang berbentuk bubungan dengan ruang eksterior tersambung dari lantai 1 ke lantai 3, di bawah atap yang tampak menanjak. Konstruksi atap ini sengaja didesain untuk membawa udara dan cahaya alami masuk ke dalam rumah. Kaca-kaca dengan bukaan lebar tersebar pada bagian eksterior bangunan ini, memudahkan penghuninya untuk melihat pemandangan di sekitar.
Desain rumah ini terinspirasi dari suasana berjalan di hutan-hutan pegunungan. Kita merasa dirangkul suasana yang memanjakan mata. Sepanjang jalan, ketika angin sepoi meniup pohon-pohon, kita dapat mendengar cericit burung dan jejak langkah hewan yang merayakan alam. Rumah ini, meski berada di tengah kawasan residensial, mengambil jarak dari ruang urban yang hiruk-pikuk.
Dari dalam rumah ini, kita bisa dikitari pepohonan dan dipayungi birunya langit. Tak perlu ragu lagi menjawab pertanyaan: dapatkah kita menciptakan pengalaman dekat dengan alam di area residensial? Rumah ini dengan baik menggabungkan konsep eksterior dan interior, seapik menyatukan dinamisnya perkotaan dengan suasana yang kontemplatif. [*/NOV]
noted: rumah yang dinamis dan kontemplatif
dok. designboom.com