Indonesia kaya akan budaya arsitektur tradisional. Namun, sejalan dengan modernisasi peradaban manusia, pelan-pelan rumah-rumah tradisional tersebut hilang tergantikan bangunan arsitektur modern yang tidak terkonsep.
Untungnya, masih ada beberapa daerah yang dengan kuat menjaga kekhasan budayanya termasuk bangunannya. Salah satunya adalah Toraja yang rumah tradisionalnya terkenal dengan tongkonan.
Jika diamati, bentuk tongkonan sendiri mirip dengan rumah tradisional di Sumatera Utara, rumah bolon. Menurut mitos yang berkembang di Tana Toraja, orang Toraja memiliki hubungan kakak beradik dengan orang Batak. Namun, sejauh ini belum pernah ada catatan sejarah yang membuktikan hal tersebut.
Kembali kepada tongkonan. Rumah tradisional tongkonan sama seperti rumah tradisional Indonesia lainnya yang jauh dari unsur logam dan hanya mengandalkan kekuatan konstruksi kayu. “Tongkon” memiliki makna duduk, dan kata “an” berarti tempat. Oktavianus (59), salah satu tetua di Desa Sillanan, Tana Toraja, menjelaskan, tongkonan sendiri memiliki makna penting bagi orang Toraja.
“Tongkonan menjadi tempat bagi orang Toraja untuk berkumpul, bermusyawarah, hingga berdiskusi mengenai permasalahan adat. Makanya, kalau ada yang mengadakan upacara adat seperti Rambu Solo (upacara kematian) atau pernikahan, seluruh keluarga besar sering berkumpul di tongkonan,” ujarnya.
Uniknya, hampir semua tongkonan menghadap ke arah utara. Bagi orang Toraja, arah utara merupakan arah di mana Puang Matua (Tuhan) berada. Jadi, menghadap ke sana berarti menghormati Tuhan dan percaya akan mendapat berkah. Tongkonan sendiri berbentuk rumah panggung yang dibangun dari kombinasi batang kayu dan lembaran papan. Jika diamati lebih detail, kayu konstruksi bangunan ini tidak ada pelitur atau pernis karena semuanya berasal dari kayu uru, kayu lokal khas Sulawesi yang banyak dijumpai di daerah Toraja.
Masyarakat Toraja menganggap tongkonan sebagai ibu, sedangkan alang sura (lumbung padi yang berbentuk mirip tongkonan) sebagai bapak. Bagian dalam tongkonan pun dibagi menjadi tiga ruangan. Bagian utara disebut tangalok yang berfungsi sebagai ruang tamu, tempat tidur anak, dan tempat meletakkan sesaji. Sementara itu, ruang di sebelah selatan disebut sumbung, yang dijadikan ruangan untuk kepala keluarga. Ada pula ruang bagian tengah disebut Sali yang digunakan untuk ruang makan, pertemuan keluarga, dapur, dan tempat meletakkan jenazah. [VTO]
foto: yurivito