Majalah Frame, salah satu majalah yang menjadi barometer desain interior dunia, baru-baru ini meluncurkan tokonya. Bukan cuma pakaian dan aksesori yang ditawarkan, melainkan juga pengalaman memasuki ruang yang unik.
Sejak 1997, majalah Frame setiap pada misinya, menempatkan arsitektur interior sebagai profesi kreatif yang sama pentingnya dengan arsitektur bangunan sendiri. Majalah ini dijual di 77 negara dalam bahasa Inggris, Mandarin, Korea, dan Turki. Awal tahun ini, majalah Frame membuka toko temporernya. Melihat respons yang baik, mereka memutuskan untuk melanjutkan proyek tersebut. Kali ini dengan toko yang lebih permanen di Amsterdam, Belanda.
Frame memercayakan pengerjaan desain toko ini pada arsitek interior i29. Dalam merancang toko ini, Frame harus menawarkan pengalaman tiga dimensional, seperti yang terdapat dalam desain majalahnya. Mereka menginginkan semesta kecil yang kreatif, inovatif, penuh kejutan, dan menginspirasi.
Bekerja dengan konsep-konsep yang radikal, i29 mengajukan adanya dua toko dalam satu kesatuan, dua pengalaman kontradiktif dalam satu ruang. Paduan instalasi persegi berwarna putih dan instalasi diagonal hitam. Toko Frame menggabungkan seni, desain, arsitektur, dan fashion.
Dilihat dari bagian depan, instalasi panel-panel putih dan bingkai hitam tampak melayang pada ruang yang putih. Dinding, lantai, dan langit-langit serupa kanvas putih yang isinya bisa diubah karena panel-panel di dalamnya mudah dipindah-pindah. Konsep ini memungkinkan banyak tema diterapkan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Dilihat dari belakang ke depan, toko ini menawarkan pengalaman yang berbeda. Bentuk-bentuk segitiga papan display memperlihatkan produk-produk yang dipajang di belakang panel. Toko ini amat bermain-main dengan persepsi visual, termasuk pada instalasi tulisan new yang dipampangkan pada beberapa panel multidimensional. Memberi pengalaman desain sekaligus berbelanja baru kepada para pengunjungnya. [*/NOV]
noted: pengalaman ruang tiga dimensi