Perpustakaan menjadi harta berharga demi melestarikan dan mewariskan banyak pengetahuan bagi anak-cucu. Meski sekarang teknologi sudah semakin canggih, yang memungkinkan banyak orang membaca literatur dari berbagai negara hanya dengan sekali klik, keberadaan perpustakaan tetap sangat layak untuk dipertahankan.

Bahkan, kehadiran teknologi yang canggih diharapkan dapat semakin mengembangkan perpustakaan untuk tampil lebih modern. Bukan hanya itu, tampilan perpustakaan secara fisik yang diwakilkan melalui desain arsitektur diharapkan dapat tampil lebih menarik dan tidak membosankan. Salah satu tujuannya agar para generasi muda tetap merujuk perpustakaan sebagai sumber utama yang dituju ketika mereka mencari atau membutuhkan informasi.

Salah satu perpustakaan kebanggaan anak negeri adalah Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. Disebut sebagai The Crystal of Knowledge, bangunan ini memang mirip kristal. Di sini, tersimpan “kristal” dari berbagai disiplin ilmu, berupa buku-buku yang bermanfaat.

Perpustakaan yang terletak di Depok, Jawa Barat, ini memiliki luas 33.000 meter persegi dengan menempati lahan seluas 2,5 hektare. Perpustakaan UI memiliki lebih dari 6 juta koleksi buku dan dapat menampung 10.000 pengunjung sekaligus. Bukan hanya dapat menemukan berbagai macam literatur, di lantai bawah perpustakaan ini terdapat berbagai macam fasilitas pendukung contohnya restoran, kafe, dan hot spot area.

Perpustakaan ini dibangun dalam waktu 6 bulan dari Juni sampai Desember 2009. Biaya pembangunannya Rp 170 miliar. Konsultan arsitektur yang terpilih untuk mendesain bangunan perpustakaan ini adalah perusahaan DMC Arcitect. Di Indonesia, DMC dipimpin arsitek Budiman Hendropurnomo dan kontraktor sipil dikerjakan Arkonin.

Yang menyegarkan dari perpustakaan ini adalah letaknya yang berada di pinggir danau. Para pengunjung akan dimanjakan pemandangan di sekitar danau yang telah ditata apik. Wilayah ini disebut dengan Science Park.

Bangunan berlantai 8 ini memiliki area lansekap luar. Area lansekap luar merupakan tempat interaksi sosial para pengunjung. Terdapat sunken plaza bertrap di bawah pohon besar yang membuat pengunjung bisa duduk-duduk dan berdiskusi di bawahnya. Sunken plaza adalah area yang direndahkan untuk membentuk ruang berkumpul.

Lalu, terdapat area berundak yang menghadap danau. Para pengunjung dapat menikmati sore yang indah dari sudut ini. Terdapat pula dermaga kayu yang menjorok ke danau. Dermaga ini membentuk ruang bercengkrama sebagai penghubung antara daratan dan air. [*/ACH]

noted: menilik arsitektur perpustakaan di pinggir danau