“Gunakan baja standarisasi SNI biar konstruksinya kokoh.” Kira-kira begitu yang sering kita dengar saat hendak membangun rumah atau properti lainnya. Apa itu SNI? Adakah standarisasi lain untuk material baja? Yuk, cari tahu standarisasi untuk baja.

Ada beragam jenis baja yang tersedia di pasaran. Ini mendorong perlu adanya standarisasi yang disusun oleh lembaga kredibel yang mencakup pengelompokan, seri, kelas, cara penulisan, dan sebagainya.

Setiap negara memiliki standardisasi masing-masing. Namun, secara internasional berlaku standar International Standard Organization (ISO). Berikut ini 5 standar yang berlaku di dunia, diolah dari berbagai sumber.

1. Standar Nasional Indonesia (SNI)

Foto: www.bsn.go.id

Ini adalah satu–satunya standar yang berlaku secara nasional di negara kita. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional. SNI juga menerbitkan standarisasi untuk baja yang menjadi acuan nasional.

2. Japan Industrial Standard (JIS)

Foto: www.jisc.go.jp

JIS merupakan organisasi standar yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang yang banyak bergerak di bidang perindustrian. Standardisasi yang disusun JIS diawasi oleh Japan Industrial Standard Comitte (JISC) dan hasilnya dipublikasikan oleh Japan Standard Asosiation (JSA).

3. Deutsches Institut fur Normung (DIN)

Foto: www.din.de

Ini adalah organisasi standardisasi nasional Jerman. DIN terdaftar pada Registered German Asosiation (RGA) yang berpusat di Berlin. Sudah ada ribuan standar yang disusun DIN, salah satunya DIN 476. DIN 476 sangat dikenal dan menjadi standar pertama yang dikeluarkan DIN.

4. American Iron and Steel Institute (AISI)

Foto: dokumen www.steel.org

AISI adalah lembaga khusus Amerika yang membuat standar untuk komposisi baja. AISI juga mengatur bahwa 2 digit pertama adalah kode jenis baja (high carbon, high alloy, stainless steel, dan sebagainya), serta 2 digit terakhir menyatakan kadar karbon dalam baja tersebut.

5. American Standard Testing and Material (ASTM)

Foto: www.astm.org

Pada 1898, beberapa insinyur dan ilmuwan Amerika secara sukarela membentuk suatu komunitas untuk mengatasi persoalan material besi pada rel kereta api. Mereka kemudian menamai komunitas ini American Society for Testing and Material (ASTM). Sekarang, ASTM telah menjadi organisasi internasional yang telah menyusun lebih dari 12 ribu standar. Standar ASTM juga telah banyak digunakan oleh negara-negara berkembang maupun maju untuk keperluan penelitian akademis maupun industri. [*]