Pernahkah kalian mendapat pertanyaan mengenai diri sendiri? Misalnya, seberapa jauh dirimu berguna dan tidak? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu tentu membuat kita kembali memikirkan seberapa jauh kualitas atau perkembangan diri kita.

Orang dengan self-esteem yang rendah tentu akan menganggap bahwa dirinya tak berguna. Mereka juga akan lebih condong melihat hal-hal buruk daripada sebaliknya. Tanpa disadari, pikiran-pikiran seperti ini sangat memengaruhi kondisi kita.

Dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Mengenal Self-esteem bagi Anak” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwSEAnak, Jelang Hardika M.Psi, Psikolog Klinis dari Riliv, mengatakan banyak kliennya dengan self-esteem rendah sangat berdampak terhadap kesehatan psikologisnya.

Apa Itu Self-Esteem dan Kenapa Penting?

Dalam BetterUp, Menurut Dr. Kristin Neff Peneliti Self-Compassion as an Alternative To Self-Esteem, mengungkapkan self-esteem mengacu pada sejauh mana kita mengevaluasi diri secara positif. Oleh karena itu, hal ini sering kali memicu kita membandingkan diri dengan orang lain.

Itu sebabnya, self-esteem sangat dipengaruhi faktor eksternal. Ditambah lagi dengan masifnya paparan media sosial dan mudahnya orang dalam memberikan komentar, tentunya hal ini dapat berpengaruh langsung terhadap harga diri seseorang.

Misalnya, saat mengunggah foto diri, ada komentar buruk mengenai bentuk tubuh yang berasal dari followers kita. Tanpa disadari, saat ingin mengunggah foto lagi, kita jadi berpikir dua kali.

Self-esteem dapat memengaruhi cara kita mempraktikkan “self-talk“. Jika menganggap diri negatif, kita akan jadi pribadi yang penuh kritik dan terlalu keras terhadap diri sendiri. Sebaliknya, jika menganggap diri superior, kita jadi lebih mudah merendahkan orang lain.

Positif atau negatifnya self-esteem dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Misalnya, pernah mendapatkan kekerasan emosional dari orangtua sehingga bisa memengaruhi self-esteem. Kemudian, bisa juga karena pola pikir yang selalu pesimis dan menganggap diri buruk.

Masa Emas Meningkatnya Self-Esteem

Self-esteem penting untuk dimiliki semua orang dari berbagai macam latar belakang hingga usia. Bahkan, penyembuhannya tak bisa dilakukan dalam waktu singkat karena self-esteem tertanam di alam bawah sadar kita.

Namun, mengutip TIME, self-esteem pun bisa berubah seiring bertambahnya usia. Self-esteem pun mulai meningkat pada usia 4 hingga 11 tahun. Artinya, masa kanak-kanak adalah masa emas bagi seseorang untuk berkembang secara sosial dan kognitif serta mendapatkan rasa kemandirian.

Kemudian, pada 11 hingga 15 tahun tingkat self-esteem manusia akan jadi lebih stabil. Data ini terbilang cukup mengejutkan karena banyak orang yang berasumsi bahwa harga diri seseorang mulai berkembang saat mereka remaja karena pubertas.

Sebaliknya, self-esteem tetap stabil hingga masa remaja. Setelah itu, self-esteem akan meningkat secara substansial hingga usia 30 tahun. Kemudian, ia juga meningkat selama masa dewasa pertengahan sebelum mencapai puncaknya sekitar usia 60 tahun dan tetap stabil hingga usia 70 tahun.

Jadi, jika ingin memiliki self-esteem yang baik, diperlukan kontribusi orangtua untuk memberikan pola asuh yang tepat.

Lantas, bagaimana cara meningkatkan self-esteem? Dengarkan jawaban lengkapnya melalui siniar Anyaman Jiwa episode “Mengenal Self-esteem bagi Anak” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwSEAnak.

Akses sekarang juga playlist YouTube Medio by KG Media untuk mendapat informasi lebih banyak seputar kesehatan mental yang bisa menunjang kehidupan sosial, karier, hingga romansamu. Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniarnya sekarang juga!

Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

Baca juga: Evaluasi Diri