Mendekorasi rumah sering dianggap menjadi kegiatan yang menyenangkan, meski prosesnya terbilang tidak mudah.

Ketika mendekorasi sendiri interior rumah, yang terpenting harus diperhatikan adalah mengetahui tema atau unsur yang ingin ditampilkan. Jika tema sudah tentukan, selanjutnya disesuaikan dengan pernak-pernik interior dan eksterior yang terkait dengan tema yang diinginkan.

Gaya vintage atau jadoel misalnya. Salah satu cara yang dilakukan untuk mendesain interior rumah atau ruangan dengan gaya vintage adalah dengan menghadirkan mebel-mebel vintage dari era 60-an sampai dengan 80-an. Sayangnya, mebel-mebel vintage tidak dapat dijumpai dengan mudah di toko-toko mebel modern sekarang ini.

Kondisi tersebut menjadi peluang usaha dan membuat beberapa orang di kota besar tertarik untuk menjalankan bisnis barang-barang vintage. Selain dapat membantu orang-orang yang ingin membeli mebel dan pernak-pernik vintage dengan lebih mudah, orang-orang yang menjalankan bisnis tersebut juga berperan dalam menerapkan hidup go green. Salah satunya, yakni mendaur ulang barang-barang lama menjadi baru dan lebih trendi sehingga dapat digunakan kembali.

Terpesona vintage

Seperti yang dilakukan oleh The Karatan. Usaha jual mebel dan pernak-pernik vintage yang dijalankan oleh pasangan suami-isteri ini bermula dari hobi mereka dalam mengoleksi barang-barang vintage.

“Hingga akhirnya kami menyadari bahwa ruangan di rumah kami sudah terlalu padat dengan barang-barang vintage yang kami beli,” papar Starry Flamy Remada (29), sang istri, yang akrab disapa dengan Terry.

Selanjutnya, sejak 2014 mereka mulai menjual satu demi satu mebel dan pernak-pernik vintage yang ingin dijual. Bermula dari pemasaran mouth by mouth di lingkungan teman dan kerabat mereka, The Karatan kini telah merambah pemasaran via dunia digital dengan menggunakan Blogspot, Instagram, dan Facebook sehingga lebih mudah untuk ditemukan.

Bukan hanya mebel-mebel vintage seperti kursi jengki, lemari, dan meja jati, The Karatan juga menjual pernak-pernik unik era Vintage, seperti telepon jadoel, nampan Coca-Cola, koper mafia, kotak pos, raket jadoel, lampu jadoel, gramofon, kaset vinil, sepeda jadoel, dan pedal car.

Pedal car kami percantik kembali agar dapat digunakan lagi dengan nyaman. Biasanya kami cat dan diperbaiki bagian-bagian yang patah. Tapi untuk besi dan roda, atau bahan bodinya sendiri tidak kami ganti, tetap seperti aslinya, tinggal kami bersihkan dan poles sedikit agar tampil lebih kinclong,” terang Lutfi Anwar atau Bala (33), sang suami.

Ditanya soal tren vintage yang akhir-akhir ini kembali digemari, bagi Bala dan Terry, vintage tidak akan ada surutnya. “Bagi kami sendiri, vintage itu bukan tren, tapi memang unsur yang akan selalu ada dan melekat di hidup kita ini. Seperti pakaian. Gaya pakaian vintage pasti mode-nya selalu ada dan ditemukan, tidak surut,” ungkap Bala yang juga hobi menekuni motor touring ini.

Sementara itu, bagi Terry yang merupakan lulusan Universitas Trisakti jurusan Desain Interior ini, gaya vintage cocok juga dipadupadankan dengan gaya lain seperti gaya modern minimalis. Dengan sentuhan vintage pada gaya modern minimalis dapat tambah mempercantik tatanan interior di ruangan Anda. Selain menjual mebel dan pernak-pernik vintage, beberapa kali Terry juga menerima pesanan jasa lepas untuk menata interior atau membuat desain produk seperti lampu.

The Karatan dapat ditemukan melalui Thekaratan.blogspot.co.id, Instagram @thekaratan, atau Facebook.com/thekaratan. Dapat juga datang langsung ke toko mereka di Jalan Bintaro Utama 5 Blok ed 1/18, Tangerang Selatan. Selamat berkreasi. [ACH]