Mengasuh dan mendidik anak membutuhkan sosok ayah dan ibu yang siap mendampingi proses tumbuh kembang anak. Jika sosok ibu dianggap menjadi satu-satunya kunci keberhasilan tumbuh kembang anak, anggapan tersebut agaknya harus dipikirkan ulang.

Sosok ayah tak kalah penting, hubungan ayah dan anak yang penuh kasih sayang akan berdampak positif pada prestasi dan penyesuaian pribadi anak. Kehadiran ayah di samping anak juga dapat memastikan anak tumbuh dengan penuh kasih sayang.

Sebuah penelitian menyebutkan, anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayahnya, akan cenderung lebih tenang dan bahagia, jauh dari rasa cemas, dan lebih terlibat dalam aktivitas fisik. Saat anak sakit, peran ayah juga sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan anak.


Dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Mengecilkan Perut Setelah Melahirkan| Atasi Anak yang Sakit| Atasi Stres Ketika Mengurus Anak yang Sakit” dipaparkan bagaimana ayah juga berperan penting dalam kesembuhan seorang anak yang sakit.

Melansir Verywell Family, simak penanganan sederhana jika anak jatuh sakit yang bisa dilakukan oleh ayah.

Muntah

Jika anak muntah, ayah bisa memberi mereka sedikit cairan larutan elektrolit agar anak tidak dehidrasi, sebanyak 3–5 sdt cairan tiap 5–10 menit dan bisa dinaikkan dosisnya menjadi 1–3 sdm.

Jika anak tidak muntah selama beberapa jam, Anda dapat meningkatkan jumlahnya lagi menjadi beberapa sendok makan sekaligus. Namun, jika anak muntah, beri ia istirahat selama sekitar satu jam, kemudian coba lagi. Lalu, cari bantuan medis jika ia mulai mengalami dehidrasi.

Batuk atau Flu

Jika anak mengalami gejala seperti ini, Anda bisa memberikan obat yang bisa menutupi salah satu gejalanya. Hindari pemberian obat yang multi gejala, kecuali jika anak Anda memiliki semua gejala yang diobati oleh obat tersebut. Misalnya, ketika anak pilek, tidurnya nyenyak dan tidak batuk, Anda mungkin hanya perlu obat dekongestan.

Demam

Banyak orang tua yang panik dan takut saat mengetahui anak mereka demam tinggi. Jika anak Anda mengalami kejang karena demam, segera cari pertolongan medis jika berlangsung lebih dari beberapa menit. Jika kejangnya singkat, Anda mungkin hanya perlu mendatangi dokter untuk mendapat diagnosis kesehatan.

Sembelit

Sering kali anak sakit perut yang disebabkan oleh virus. Terkadang tidak ada pengobatan simptomatik yang baik untuk membuat anak merasa lebih baik. Cobalah untuk mencari tahu penyebab gejalanya dan cari bantuan medis jika rasa sakitnya berlanjut atau memburuk.

Ruam gatal

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan anak mengalami ruam gatal, di antaranya gigitan serangga, iritasi, dan alergi kontak. Antihistamin oral dan krim steroid topikal, selain perawatan anti-gatal yang dijual bebas lainnya, dapat membantu mengatasi jenis ruam ini. Kompres dingin juga bisa dilakukan untuk mengurangi gejalanya.

Mata Merah Muda

Meskipun infeksi mata dapat disebabkan oleh virus, jika mata anak Anda berwarna merah dan mengeluarkan banyak cairan berwarna hijau dan kuning, kemungkinan ia akan membutuhkan obat tetes mata antibiotik topikal. Menyeka cairan dengan kain lap hangat akan membantu sampai Anda dapat menemui dokter.

Jika mata anak Anda mengeluarkan cairan, tetapi tidak merah, mungkin itu hanya refleks hidung tersumbat ke matanya. Bukan infeksi mata yang sebenarnya.

Ayah bisa memberikan kasih sayang dengan memberi pelukan hangat dan contoh teladan perilaku yang baik; serta ajak anak untuk berdiskusi dalam tindakan yang dilakukan bersama. Menjadi seorang ayah merupakan tanggung jawab yang berat, tetapi tidak ada yang lebih membahagiakan dari melihat anak tumbuh dengan baik hingga ia dewasa.

Kebersamaan antara Ayah dengan anak juga sangat penting. Hal ini bisa dilakukan dengan menemani anak bermain, berjalan kaki sambil mengobrol, mendengarkan musik, dan lain sebagainya.

Simak obrolan seru lainnya seputar parenting, dan isu-isu yang cocok untuk pasangan suami istri maupun yang sedang mempersiapkan pernikahan, hanya di siniar Obrolan Meja Makan. Perbincangan serius dikemas menjadi lebih santai, bisa didengarkan melalui tautan https://spoti.fi/3v585tE.

 

Penulis: Alifia Riski Monika & Ristiana D Putri

Baca juga : Masyarakat Sains dan Komunikasi Ilmiah dalam Memperbaiki Permasalahan Publik.