Pada era modern ini, anak-anak hidup dikitari beragam teknologi canggih, di sekolah maupun di rumah. Kegembiraan kecil yang bersumber dari membaca buku, memanjat pohon, atau berlarian di halaman seolah tidak lagi menjadi bagian dari hidup mereka. Studio Anagrama di Monterrey, Meksiko, mencari celah untuk membuat buku kembali menjadi teman anak-anak.

Monterrey, kota terbesar ketiga di Meksiko, terkenal akan gunung-gunungnya yang indah dan basis industri yang kuat. Memanfaatkan ciri kota Monterrey, Anagrama menciptakan ruang yang menyenangkan untuk mendorong anak-anak kembali menyenangi kegiatan membaca dan belajar, Conarte Children’s Library and Cultural Center.

info 02

Perpustakaan dan pusat budaya ini terletak di dalam semacam gudang yang sebelumnya pemanfaatannya kurang optimal. Dengan kreativitasnya, Studio Anagrama menyulap ruang ini menjadi perpustakaan yang tidak biasa. Hasilnya, ruang baca asimetris multiguna yang mengadaptasi topografi Monterrey yang bergunung-gunung.

Rak-rak buku tidak hanya digunakan sebagai ruang penyimpangan buku, tetapi juga menyediakan ruang yang dinamis untuk bermain dan belajar. Bentuknya bergunung-gunung dengan tinggi level yang berbeda-beda. Di sini, anak-anak bebas berlari, memanjat, beristirahat, dan membaca. Kesan perpustakaan yang hening dan membosankan pun lenyap, digantikan ruang yang lebih atraktif.

info 03

Ruang perpustakaan ini diciptakan untuk merangsang imajinasi anak dan menghadirkan ruang yang nyaman ketika membaca. Instalasinya yang berwarna-warni dan sisi geometrisnya yang indah kontras dengan bangunan bergaya industri yang menaunginya. Penggabungan kedua elemen itu menciptakan ruangan yang ceria sekaligus unik.

Menggugah minat baca anak-anak tidak cukup dengan kalimat ajakan. Bantuan arsitektur bisa membantu mengatasi persoalan ini. Dengan bangunan yang menarik dan menyokong kebutuhan anak untuk bereksplorasi, mereka pun akan dengan senang hati kembali menikmati lembar-lembar buku yang barangkali sudah jarang mereka sentuh. [*/NOV]

foto: bookriot.com

noted: gugah minat baca lewat arsitektur