Salah satu komponen penting pada atap rumah adalah genteng. Secara konvensional, genteng biasanya berbahan tanah liat. Namun, telah tersedia elemen pengganti genteng tanah liat. Salah satunya, genteng logam atau metal.

Genteng logam banyak digunakan di daerah-daerah yang jarang atau jauh dari produsen genteng tanah liat. Genteng ini merupakan bahan bangunan modern yang wujudnya mirip dengan genteng tanah liat.

Bahan genteng logam adalah baja ringan, galvanis, dan zincalume. Tekturnya yang banyak tersedia di pasaran adalah  berpasir dan polos. Di toko-toko bahan bangunan, genteng ini dipajang secara lembaran dengan ukuran tertentu.

Tekstur berpasir memiliki kelebihan meredam panas matahari dan suara terpaan hujan dengan lebih baik. Namun, harganya lebih mahal dibanding yang polos. Genteng logam memiliki beberapa kelebihan. Namun, juga punya kekurangan.

Kuat dan hemat

Kuat menjadi salah satu kekhasan genteng logam. Antirayap, antilapuk, tidak mudah pecah, dan bebas jamur. Desain seperti ini membuat komponen atap ini bisa bertahan puluhan tahun dan hanya memerlukan sedikit perawatan.

Untuk pemasangan, pabrikan telah merancang agar produk genteng logam mudah dipasang dengan waktu relatif cepat. Kontraktor cukup menggelarnya dengan rapi kemudian dikencangkan dengan sekrup.

Kelebihan selanjutnya, karena ringan, genteng ini bisa ditopang dengan kerangka atap sederhana. Biasanya peyangga genteng logam berupa baja ringan. Namun, untuk alasan estetika, banyak juga yang menggunakan struktur rangka atap dari kayu.

Selain tersedia tekstur polos dan berpasir, genteng ini juga memiliki beberapa pilihan warna yang oke. Inilah sebabnya genteng metal banyak dipakai pada rumah atau bangunan berkonsep minimalis-modern.

Bobot genteng logam juga relatif ringan mengingat bentuknya yang lembaran. Umumnya bobot tatanan genteng ini seluas 1 meter persegi hanya 7 kilogram. Bandingkan dengan atap beton dengan luas yang sama bobotnya bisa mencapai 60 kilogram. Karena ringan, genteng logam menjadi pilihan pas untuk daerah-daerah rawan gempa.

Yang tak kalah penting, genteng ini termasuk bahan bangunan ramah lingkungan. Sebab, komponennya berasal dari bahan-bahan daur ulang. Genteng-genteng metal bekas bisa diolah kembali menjadi bahan dasar produksi genteng baru.

Soal harga, genteng logam tergolong ekonomis. Per lembar berkisar Rp 35 ribu hingga Rp 55 ribu; tergantung ketebalan, jenis tekstur, dan mereknya. Jadi, kita bisa lebih menghemat saat menyusun rencana anggaran biaya (RAB) pembangunan atau renovasi rumah.

Panas dan bising

Namun, genteng ini juga memiliki kekurangan. Sebab, logam merupakan pengantar panas yang sempurna sehingga membuat suasana interior di bawahnya akan terasa panas. Terlebih jika seharian terpapar sinar matahari.

Kekurangan lainnya terasa saat genteng diguyur hujan lebat. Ini akan timbul suara bising akibat tumbukan air hujan dengan permukaan genteng. Namun, saat ini produsen telah menyiasatinya dengan melapisi batu koral dan pasir sebagai peredam bising dan panas sinar matahari. Saat pemasangan pun, jika terinjak, genteng ini mudah penyok.

Warna-warni genteng logam juga akan memudar atau mengelupas seiring berjalannya waktu. Salah satu penyebabnya adalah sapuan panas matahari dan guyuran hujan. Untuk hal ini, biasanya produsen memberikan garansi. Di samping itu, saat memasang genteng ini, kontraktor perlu berhati-hati untuk mencegah permukaan genteng tergores.

Nah, bila berencana membangun atau merenovasi rumah, genteng logam bisa dipertimbangkan sebagai pilihan untuk atap. Siapa tahu, RAB menjadi lebih hemat dan rumah bisa tampil lebih cantik. [*]

Baca juga : Perhatikan 6 Hal Ini Sebelum Berinvestasi di Properti