Tak kalah dengan hobi pengusung isu ramah lingkungan lainnya, aquascape juga menjadi salah satu hobi yang sedang naik daun di Indonesia. Para pehobi diajak untuk mengasah kesabaran dalam menata atau me-layout akuarium dengan mengedepankan estetika. Kemudian, secara konsisten mereka memelihara dan mempertahankan biota air hingga menghasilkan tampilan visual menarik.

Kegiatan menata akuarium pun dapat digolongkan dalam beberapa jenis atau gaya (style). Para aquascaper pemula sering kali menjadikannya sebagai pedoman ketika mendesain akuarium. Berikut ini beberapa style yang barangkali dapat Anda uji coba.

Iwagumi
Style ini dipopulerkan Takashi Amano, salah satu orang yang berpengaruh di dunia aquascape. Konsep yang diterapkan adalah seni berkebun ala Jepang yang menitikberatkan pada penempatan batu dan mengabaikan elemen kayu. Oleh karena itu, susunan bebatuan tampak mendominasi akuarium. Terdapat empat jenis batu yang kerap digunakan dalam aliran ini, yaitu Oyaishi, Fukuishi, Soeishi, dan Suteishi.

Dutch
Sejak 1930 style yang diperkenalkan bangsa Belanda ini telah diterapkan sebagian orang. Aliran ini menggunakan tanaman sebanyak 10-12 spesies dan cenderung disusun secara bergerombol. Namun, Anda tetap perlu memastikan susunan tersebut tetap tampak serasi dengan tanaman sekitarnya.

Nature
Takashi Amano tak berhenti berkarya. Pada 1980-an, ia justru memopulerkan nature style. Aliran ini berakar pada konsep kebun Jepang Wabi Sabi dengan mereplikasi pemandangan dari alam. Umumnya, ide dan inspirasi datang dari pemandangan gunung, rerumputan, dan laut.

Sementara itu, Taiwan style disebut-sebut menjadi favorit para aquascaper Tanah Air beberapa tahun terakhir. Sebagian orang mulai menempatkan replika air terjun, pegunungan, elemen bebatuan, dan kayu. Untuk menciptakan kesan “hidup”, ikan-ikan hias berukuran kecil pun ikut meramaikan ruang akuarium. [*/GPW]

foto: shutterstock