Lebih dari 20 tahun yang lalu, kita melihat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam film-film Barat yang mengimajinasikan kehebatan kehidupan pada masa mendatang dengan segala kemajuan teknologi yang ada. Tanpa terasa, saat ini, AI telah menjadi bagian kehidupan kita yang membuat kerja menjadi lebih nyaman, akses lebih mudah, sehingga semuanya terasa lebih efisien.

Organisasi pun berlomba-lomba untuk mengoptimalkan pengembangan teknologi digital masing-masing dan menuai manfaatnya bagi kepentingan organisasi. Tidak pelak lagi, AI dan machine learning ini sudah menjadi jawaban bagi beragam permasalahan organisasi.

Organisasi yang tidak mengintegrasikan dirinya dengan AI jelas akan tergilas dalam kompetisi yang ada. Perubahan terus bergulir tanpa terbendung. Selain membuat banyak hal menjadi lebih cepat karena automasinya, saat ini pun kita sudah memanfaatkan AI dalam proses pengambilan keputusan berkat kemampuannya dalam melakukan analisis data, membuat prediksi dan rekomendasi lengkap dengan beragam implikasi yang mungkin terjadi, sampai menjadi referensi dalam karya-karya kreatif.

Apa saja hal yang bisa dilakukan AI dalam masa-masa perkembangan ini?

Saat ini, AI sudah bisa melakukan analisis prediksi dengan lebih tajam. Ia dapat melakukan data mining, machine learning, dan algoritma statistik canggih lainnya untuk melakukan beragam analisa, baik mengenai situasi saat ini maupun menggunakan data-data historikal untuk membuat prediksi masa depan dan menentukan tren.

Kecerdasan buatan ini juga memiliki kapasitas untuk menganalisis data dalam jumlah yang besar dan mampu mendeteksi anomali ataupun pola yang melenceng dari norma yang ada. Kemampuan ini tentunya memudahkan kita untuk mendeteksi penyimpangan ataupun potensi-potensi kesalahan yang mungkin terjadi.

Tidak hanya berkaitan dengan angka, AI bahkan juga sudah pandai memahami dan menginterpretasikan bahasa manusia serta menerjemahkannya dalam berbagai bahasa yang ada. Algoritma natural language processing (NLP) ini bahkan sudah mulai memahami arti, sentimen, dan intensi emosi manusia.

Dalam kepentingan bisnis, AI dapat membantu kita untuk lebih memahami keinginan pelanggan, melakukan interaksi-interaksi standar secara otomatis, tetapi tetap personal tanpa membuat pelanggan merasa berhubungan dengan mesin.

AI dalam kehidupan manusia

Ide mengenai AI ini dicetuskan Alan Turing sejak 1950. Saat itu, ia meramalkan bahwa manusia akan dapat melihat keseluruhan realisasinya dalam 100 tahun mendatang. “We may hope that machines will eventually compete with men in all purely intellectual fields.”

Namun, kenyataannya, saat ini pun kita sudah menikmati AI dalam beragam kebutuhan kita. Tiga puluh tahun lebih cepat dari ramalan Turing tadi. Banyak pekerjaan kompleks yang sulit dilakukan oleh tenaga manusia dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat oleh AI.

Tidak dapat dimungkiri lagi, AI adalah masa depan. Dengan kemampuannya melakukan otomasi dan analisis, ia dapat mengeliminasi bias-bias yang biasanya merupakan kelemahan manusiawi kita dan membuat hasil pekerjaan kita menjadi lebih akurat dan cepat.

Hal ini membuat kita pun berpikir apakah keberadaan AI ini akan mengancam kehidupan manusia sendiri pada masa mendatang? Apakah ia akan menggantikan kerja otak manusia, bahkan dengan lebih canggih dan memuaskan daripada manusia?

Meskipun memang kapasitas kemampuan AI begitu luas, manusia tentunya tetap memiliki peran penting dalam mengelola sumber daya manusia di organisasi, khususnya dalam kondisi saat pemahaman tentang konteks dan budaya organisasi serta interaksi antarmanusia dibutuhkan.

Pertama, manusia harus dapat mengidentifikasi dan memahami kebutuhan organisasi secara holistis. AI dapat memberikan informasi dan saran, tetapi manusia harus dapat mengaitkan antara kebutuhan beragam pihak dalam organisasi dan mengambil keputusan yang terbaik berdasarkan beragam kepentingan ini. Perubahan yang dilakukan dalam organisasi pun harus dipastikan membawa dampak positif, tidak hanya bagi organisasi, tetapi juga bagi seluruh insan di dalamnya.

Kedua, manusia harus tetap berperan dalam menjaga hubungan antara karyawan dan manajemen. AI dapat membantu dalam memantau dan memberikan data mengenai umpan balik tentang kinerja karyawan, tetapi interaksi antara atasan bawahan dalam membangun hubungan yang baik dan menumbuhkan rasa saling percaya tetap harus dilakukan secara personal dari hati ke hati. Manusia sebagai pemimpin di organisasi harus dapat menginspirasi dan memotivasi para karyawan untuk bergerak mencapai tujuan dan visi yang diinginkan.

Ketiga, manusia harus tetap memastikan bahwa keputusan yang diambil berdasarkan pada nilai dan etika yang baik. AI dapat memberikan analisis dan rekomendasi, tetapi pertimbangan terhadap faktor-faktor yang lebih luas, seperti tanggung jawab sosial dan lingkungan harus dilakukan oleh manusia untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya dapat dipertanggungjawabkan untuk saat ini, tetapi juga terhadap generasi mendatang.

Jadi, AI memang membebaskan kita dari rutinitas yang membosankan dan pekerjaan-pekerjaan analisis yang melelahkan. Ia juga membantu kita untuk bisa lebih maju, berinovasi, produktif, dan kreatif. Namun, aspek kemanusiaan kita masih tidak tergantikan oleh AI.

Sebagai pengambil keputusan yang memiliki pemahaman secara holistis, dalam membangun hubungan antarmanusia dan menginspirasi individu-individu lain untuk tampil memberikan yang terbaik dari potensi yang dimilikinya, dibutuhkan sentuhan manusiawi. Bertemanlah dengan AI dan manfaatkanlah bagi kepentingan kita.

Eileen Rachman & Emilia Jakob

EXPERD

CHARACTER BUILDING ASSESSMENT & TRAINING

Baca juga : Zoom In-Zoom Out

Manusiawi dalam Pengembangan SDM

Budaya Umpan Balik