Walaupun demikian, angkutan umum yang sudah punah itu menjadi catatan sejarah yang unik. Sebab, angkutan-angkutan umum tersebut selain bentuknya yang unik, tetapi juga menyimpan banyak kenangan bagi sebagian besar orang dari generasi terdahulu.
Saking pentingnya bagi kehidupan rakyat Indonesia, pemerintah pun memperingati Hari Angkutan Nasional setiap 24 April. Hari Angkutan Nasional ini memang tidak terlalu terdengar dibandingkan Hari Perhubungan Nasional. Untuk ikut memeringatinya, yuk sejenak kita melihat angkutan umum yang sudah punah di Indonesia itu.
1. Bemo
Angkutan umum yang kecil nan sederhana ini pada 1990-an menjadi angkutan yang populer di Jakarta. Dengan roda tiga yang menjadi ciri khas, bemo telah menjadi tumpuan masyarakat Jakarta kala itu. Bersama dengan bis, bemo “bahu-membahu” mengantarkan masyarakat ke tempat tujuan.
Saat ini, bemo mulai tersingkirkan. Selain ruang yang sempit, trayeknya yang mengecil membuat orang enggan memakainya. Apalagi kebutuhan masyarakat saat ini adalah kecepatan. Bemo dengan mesin yang kecil agak “berat” untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Oplet
Angkutan umum ini dikenal kembali karena film Si Doel Anak Sekolahan dan lagu Oplet Tua yang dinyanyikan Iwan Fals. Namun, sejatinya oplet tidak selalu berbentuk seperti bemo dengan roda empat, seperti di film garapan Rano Karno itu.
Oplet sudah beroperasi sejak 1930 di Jakarta. Ada beberapa asal-muasal penyebutan Oplet. Namun kemungkinan besar karena masalah pelafalan lidah masyarakat dari kata Opelette, mobil yang dirilis oleh Opel pada 1932 dan Chevrolet. Padahal, ada merek lain juga yang digunakan sebagai oplet.
Menurut Sindhunata dalam bukunya, Manusia & Keseharian: Burung-Burung di Bundaran HI, Oplet mulai ditiadakan sejak era pemerintahan Gubernur DKI Tjokropranolo pada September 1980.
Baca juga :
3. Helicak
Helicak adalah angkutan umum yang sudah punah selanjutnya. Dinamakan helicak karena bentuknya mirip fusion antara becak dan helikopter. Bentuknya menyerupai helikopter, tetapi didorong dengan becak yang disematkan mesin motor. Jadi, orang yang mengendarai helicak tidak perlu lagi menggenjot.
Helicak pertama kali diluncurkan pada 24 Maret 1971 pada masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Karena perkembangan dan tuntutan zaman, helicak mulai tergusur oleh kehadiran mikrolet dan bus kota pada 1990-an.
Baca juga :
- Berwisata bersama Anak dengan Transportasi Umum
- 7 Jenis Pesawat Kargo Raksasa, Ada yang Sudah Terbang sejak 1965
4. Lori Wagon
Lori wagon merupakan angkutan umum yang digunakan warga Belanda dan pribumi di Aceh pada era 1930-an. Kendati bentuknya mirip dengan becak, lori wagon kala itu adalah kendaraan yang mewah. Bentuknya lebih sederhana dari becak, yaitu tanpa atap dan penutup di kiri kanan penumpang. Rodanya pun lebih kecil daripada becak masa kini.
5. Trem
Ternyata di Jakarta, dulu juga beroperasi trem. Bermula pada 1869 dengan tenaga kuda sebagai penarik, trem kemudian berganti menjadi uap pada 1881. Seiring perkembangan teknologi, trem uap kemudian kalah dengan trem listrik 1897. Perusahaan trem listrik dan uap kemudian digabung menjadi satu bendera dengan nama Batavia Verker Matschapij pada 1930-an dan meraih puncak kejayaan.
Pada 1957, pemerintah mengambil alih perusahaan tersebut dan berada di bawah kontrol Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD). Sayang, pamornya terus menurun dan merugi, hingga akhirnya dihentikan operasionalnya.
Sebenarnya masih banyak lagi angkutan umum di daerah yang juga mulai punah, seperti Cidomo yang beroperasional di Lombok, atau getek, yaitu perahu dari bambu yang tersusun rapi untuk menyeberangi sungai, dan lainnya. Kalau kamu, adakah angkutan umum yang sudah punah lainnya di Indonesia?