Udara yang tidak bersih adalah salah satu pemicu penyakit. Masalahnya, ancaman ini bukan hanya ada di luar ruangan. Risikonya justru tinggi di ruangan yang tertutup.

Ruangan tertutup, apalagi yang tidak memiliki jalur sirkulasi udara yang memadai, bisa memerangkap zat-zat beracun atau polutan yang bisa mengganggu kesehatan penghuni ruangan. Polutan berbahaya itu, misalnya formalin, benzena, trikloroetilen, dan amonia.

Formalin terdapat antara lain di karpet, cat tembok atau kayu, lem, atau taplak meja. Benzena kerap ada di furnitur atau aksesori berbahan karet, plastik, serat sintetik, barang yang mengandung pelumas, dan lain-lain.

Zat perekat (adesif), tinta cetak, pembersih cat, pembersih karpet, bisa mengandung trikloroetilen. Sementara itu, amonia dapat ditemukan di pembersih jendela, pelicin lantai kayu, pupuk, zat sisa pembuangan, dan sebagainya.

Zat-zat polutan yang mencemari ruangan itu bisa menyebabkan sindrom penyakit ruangan (sick building syndrome). Gejalanya beragam, seperti batuk, mual, iritasi mata, iritasi tenggorokan, bersin-bersin, sakit kepala, perasaan kelelahan, demam, atau gatal-gatal pada kulit.

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada akhir 1980-an pernah melakukan riset untuk meneliti kemampuan beberapa jenis tanaman dalam memurnikan udara. Penelitian ini mendapati, beberapa tanaman dapat mengurangi atau menetralisasi polutan-polutan ruangan. Berikut ini, beberapa tanaman yang direkomendasikan.

Lidah mertua

Tanaman lidah mertua (Foto-foto: Shutterstock).

Lidah mertua (Sansevieria) adalah tanaman populer yang harganya juga cukup murah. Tanaman ini bisa menyerap bahan beracun, seperti karbon dioksida, benzena, formaldehida, dan trikloroetilen. Sebagai elemen dekorasi, lidah mertua gampang diletakkan di mana saja karena bentuknya yang ringkas. Di sudut ruangan, meja kerja, atau kamar tidur. Apalagi, tanaman ini tumbuh dengan baik dalam segala kondisi ruangan.

Lili paris

Tanaman lili paris.

Daun tanaman ini panjang dan lentur. Ada garis berwarna putih di bagian tepian daun. Karena bentuknya yang ramping dan merekah seperti kaki laba-laba, lili paris (Chlorophytum comosum) dalam bahasa Inggris disebut spider plant. Tanaman ini cukup ampuh untuk menyerap formalin dan xylene yang berkumpul di udara. Letakkan di tempat dengan paparan cahaya matahari yang cukup, tetapi tidak langsung.

Lidah buaya

Tanaman lidah buaya.

Yang satu ini memang multifungsi. Bisa dijadikan bahan produk kosmetik, olahan penganan, minuman, obat, sampai dengan pembersih udara. Aloe vera bisa meminimalisasi kadar formalin dan benzena di udara. Lidah buaya juga dapat dijadikan indikator untuk melihat kadar polusi. Jika berada di dalam ruangan dengan kadar polutan tinggi, akan muncul bintik-bintik cokelat pada permukaan lidah buaya.

Bambu

Tanaman bambu.

Ditanam di dalam pot, bambu bisa menjadi tanaman hias yang berfungsi mengeliminasi formalin, benzena, trikloroetilen, dan karbon monoksida di dalam ruangan. Letakkan bambu di tempat dengan paparan cahaya matahari sedang. Tanaman dengan laju pertumbuhan yang tinggi ini juga akan membuat ruangan terasa lebih sejuk.

Sirih gading

Tanaman sirih gading.

Sirih gading (Epipremum aureum) yang biasa disebut juga devil’s ivy adalah tumbuhan rambat semi epifit yang bisa tumbuh dengan menggantung atau menjalar pada bidang vertikal. Tanaman dengan bentuk daun mirip simbol hati ini dapat menyerap formalin dan urea. Anda bisa menanamnya di pot gantung atau pot tempel untuk ditaruh di sisi dinding. Letakkan juga di garasi untuk membantu menyerap gas buang knalpot.