Terlepas dari kelemahan tersebut, adegan-adegan yang ditampilkan epik kolosal ini amat memanjakan mata. Misalnya saja adegan peperangan antara pasukan Han dan Suku Hun. Taktik dan strategi militer kuno cukup mendebarkan. Ditambah aksi-aksi perkelahian yang dikoreografi dengan baik, hasilnya adalah peperangan epik yang menawan.
Meski didasarkan insiden nyata, Hijack 1971 sengaja didramatisasi agar menarik sebagai film. Terbukti, dari awal penumpang berebutan naik ke pesawat hingga drama pembajakan, setiap momen terasa terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja.
Sebagai kisah horor, Longlegs tidak banyak bertumpu pada adegan-adengan mengejutkan (jump scare). Atmosfer horor justru hadir dari situasi mencekam yang di luar nalar. Misalnya saja ketika Harker dengan tepat memprediksi sebuah lokasi sebagai persembunyian sang pembunuh.
"13 Bom di Jakarta" menampilkan berbagai elemen yang mendebarkan, termasuk aksi, ketegangan, dan konflik yang kompleks. Di tengah semua itu, terdapat kisah cinta yang penuh dengan perjuangan antara William dan Agnes.
Russell Crowe kembali tampil dalam film seputar pengusiran kuasa jahat. Namun, jangan tertipu poster filmnya. Meski sekilas mirip karena menampilkan sosok Crowe sedang memegang salib, film terbarunya ini menampilkan kisah yang sama sekali berbeda.
Sekelompok pemuda melakukan penyelaman menjelajahi reruntuhan kapal perang PD II dan menemukan diri mereka terjebak dan dikelilingi oleh hiu putih besar.