Pandemi Covid-19 mengakibatkan keadaan ekonomi yang tidak menentu. Tersiar kabar adanya resesi pada 2023. Tentu untuk menyikapinya akan ada banyak perubahan yang terjadi pada perusahaan. Hindari terjadinya low employee engagement.

Tidak sedikit juga karyawan yang tidak siap menerima perubahan sehingga terjadi low employee engagement atau kinerja yang menurun. 

Keadaan ini yang menjadi topik utama diskusi bersama Eza Hazami, Content Creator dan Employer Branding Specialist, dalam siniar Obsesif bertajuk “Problems of Low Employee Engagement” yang dapat diakses melalui tautan berikut https://dik.si/ObsesifS7EP5.

Tanda yang paling terlihat adalah kinerja karyawan yang menurun atau kurangnya keterlibatan karyawan dalam pekerjaan. Secara perlahan mereka (karyawan) menarik dirinya dari perusahaan atau sebatas hanya mengerjakan bagian dari tugasnya.

Kendati begitu, pola bekerja yang berubah, seperti adanya work from home (WFH) atau konsep work life balance menjadi penyebab menurunnya antusiasme karyawan terhadap pekerjaan. 

Bisa saja perusahaan langsung menegur atau meminta kontribusi karyawan dalam pekerjaan. Akan tetapi, sebelum bertindak demikian, ada baiknya perusahaan memahami akar masalah mengapa karyawan mengalami penurunan kinerja pekerjaan.

Beberapa penyebab penurunan kinerja pekerjaan itu terkadang disebabkan oleh kurangnya pendidikan atau latar belakang karyawan dengan pekerjaan. Bisa juga, pekerjaan yang diberikan kepada karyawan kepada karyawan yang bersangkutan tidaklah tepat atau beban kerjanya berlebihan.

Untuk menyikapinya, perusahaan harus memastikan bahwa karyawan memiliki kemampuan dalam mengemban atau menyelesaikan pekerjaan. Perusahaan dapat memberikan pelatihan atau memberi beasiswa agar kualitas karyawan dapat meningkat dan mampu mengerjakan pekerjaan. 

Lebih dari itu, penting bagi karyawan untuk memiliki hubungan bukan hanya antarkaryawan, melainkan juga dengan tempat kerja. Jangan sampai karyawan kehilangan motivasi dan hanya sekadar menyelesaikan pekerjaan dan menerima upah. 

Perusahaan juga dapat melibatkan karyawan dalam proyek-proyek penting dan memberikan penghargaan bila mereka mencapai target tertentu.

Dalam hal ini, perusahaan memotivasi karyawan secara alami, bukan dengan perintah. Dengan menciptakan motivasi dalam diri, akan tercipta dengan sendirinya lingkungan yang kondusif dan produktif untuk bekerja.

Selain itu, perusahaan juga dapat meminta para pemimpin untuk memberikan contoh perilaku yang tepat dan menginspirasi di lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang demikian diharapkan dapat memotivasi karyawan untuk menjadi lebih sukses dan meningkatkan kinerja pekerjaan. 

Kemudian, para pemimpin atau atasan dalam perusahaan tidak boleh melebarkan jarak dengan karyawan. Dampaknya, para karyawan akan merasa dihargai dan tidak akan menganggap dirinya sebagai roda penggerak perusahaan, melainkan bagian penting dari kesuksesan dan perkembangan perusahaan.

Akan tetapi, apakah low employee engagement hanyalah seputar kinerja pekerjaan karyawan dan perusahaan?

Dengarkan informasi lengkapnya yang didengarkan melalui siniar Obsesif bertajuk “Problems of Low Employee Engagement” di Spotify. Di sana, ada pula beragam informasi menarik seputar dunia kerja untuk para fresh graduate dan job seeker, loh!

Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan https://dik.si/ObsesifS7EP5

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Brigitta Valencia Bellion