Doxing atau tindakan berbasis internet yang bertujuan meneliti dan menyebarluaskan informasi pribadi secara publik semakin marak di tengah tingginya penggunaan media sosial ataupun aplikasi-aplikasi kencan.
Doxing dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab dengan berbagai tujuan, mulai dari pemerasan, pelecehan, hingga penghinaan di dunia maya. Hal ini tentu tidak boleh dianggap remeh, karena tidak sedikit pengguna jejaring sosial ataupun pemilik aplikasi pencari teman mengalami kejahatan doxing.
Berbagi informasi pribadi secara berlebihan di media sosial atau aplikasi kencan juga dapat menyebabkan masalah besar di kemudian hari.
Sementara itu, perusahaan keamanan siber global Kaspersky dalam surveinya menunjukkan, 54 persen responden mengakui bahwa aplikasi kencan telah membuat upaya untuk mendapatkan teman menjadi lebih mudah. Namun, sebanyak 55 persen responden mengklaim, mereka takut diikuti oleh seseorang ditemui secara daring. Ini juga merupakan salah satu bentuk dari doxing.
Selain itu, terungkap sebanyak 40 persen responden mengaku bahwa ketika berkomunikasi secara daring, orang yang diajak berkomunikasi membagikan tangkapan layar percakapan tanpa persetujuan kedua pihak. Selain itu, mengancam untuk menyebarkan informasi pribadi dan membocorkan foto-foto, serta “membuntuti” di kehidupan nyata. Sebanyak 17 persen responden juga mengakui mendapat masalah umum, yakni cyberstalking.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, sudah sepatutnya Anda dapat lebih bijaksana dan berhati-hati, baik saat bermedia sosial maupun kencan daring atau mencari teman di dunia maya.