Kesehatan mulut dan gigi tidak hanya dibutuhkan orang dewasa. Kesehatan mulut dan gigi anak kecil pun perlu diberikan perhatian khusus. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya karies gigi. Kapan usia ideal memeriksa kesehatan gigi anak?

Sejak anak memiliki gigi pertama (sekitar usia 6 bulan), pemeriksaan rongga mulut harus mulai dijalani. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya karies gigi.

Saat gigi pertama anak muncul, orangtua harus membersihkan gigi tersebut, setidaknya 2 kali sehari (pagi dan malam). Setiap anak selesai makan, bersihkan giginya dengan kain basah. Namun, jika gigi anak sudah mulai rapat, gunakanlah dental floss, benang untuk gigi, setidaknya sekali sehari.

Saat berusia 2 tahun, ajarilah anak agar dapat menggosok gigi sendiri. Namun, mekanisme kontrol dan konsentrasi anak seusia itu masih belum memadai untuk menciptakan kondisi kesehatan gigi yang baik.

Oleh sebab itu, orangtua harus mendampingi anak saat membersihkan semua plak, yaitu lapisan lunak mengandung kuman yang menempel di gigi yang dapat menyebabkan karies gigi. Ajari anak untuk selalu menggosok gigi setidaknya 10 menit sesudah makan.

Karena gigi anak masih rentan terhadap guncangan serta rongga mulut yang sensitif, gunakan sikat gigi lembut yang terbuat dari bahan nilon. Sebaiknya Anda hindari penggunaan pasta gigi pada bayi dan anak yang belum pandai berkumur. Saat anak sudah mulai besar, gunakanlah pasta gigi khusus untuk anak, tetapi dalam jumlah sedikit untuk mencegah terjadinya pasta gigi tertelan secara tidak sengaja.

Namun, jika anak tidak menyukai pasta gigi yang digunakan, cobalah gunakan pasta gigi lain. Bila anak masih juga menolak, beri air minum saja karena proses membersihkan dan menggosok gigi jauh lebih penting dari pasta giginya.

Ajarkan si anak untuk menggosok gigi secara cermat, benar, dan menyeluruh. Dampingi anak dengan membuat semacam permainan ringan agar proses menggosok gigi berjalan lancar tanpa merasa terpaksa.

Selain menggosok gigi secara teratur, kesehatan gigi juga dipengaruhi makanan yang dikonsumsi. Bakteri streptokokus mutan dapat mengubah gula menjadi asam. Apabila asam terjadi berulang-ulang, gigi akan mengalami demineralisasi sehingga akan terjadi karies gigi. Oleh karena itu, makanan bergula atau makanan mengandung karbohidrat harus dikonsumsi saat makan besar, jangan dikonsumsi sebagai camilan.

Contoh camilan yang baik bagi anak adalah keju, sayuran, yoghurt, selai kacang, dan susu. Keju merupakan camilan yang tepat karena dapat mencegah terjadinya gigi berlubang.

Kalsium dan fosfor di dalam keju mencegah terjadinya penurunan keasaman air liur dan mampu merangsang terjadinya proses remineralisasi. Selain itu, keju dapat menstimulasi produksi air liur yang akan membantu membersihkan rongga mulut dari makanan dan menetralkan asam. [*/BYU]

Artikel terbit di Harian Kompas edisi 25 Maret 2014

Foto Shutterstock