Tuntutan pekerjaan atau kebiasaan sehari-hari tanpa disadari bisa berdampak buruk. Pekerjaan sebagai desainer grafis, sopir, dan akuntan membuat aktivitas terbatas dalam posisi duduk selama berjam-jam.
Aktivitas duduk memang terkesan aktivitas sederhana yang tidak berbahaya. Namun, terlalu banyak duduk berarti meminimalkan aktivitas fisik yang lain. Dalam jangka waktu yang lama, hal ini juga bisa memicu sejumlah penyakit berbahaya.
Pembuktian riset
Studi yang dilakukan James A Levine, ahli endokrinologi dari Mayo Clinic, menunjukkan bahwa orang dewasa yang duduk lebih dari 4 jam dalam sehari di depan televisi berisiko 80 persen lebih tinggi terhadap penyakit kardiovaskular yang bisa berakibat fatal (Kompas.com, 16/11/2010). Riset serupa yang dilakukan Kansas State University menunjukkan hal yang serupa. Seseorang yang setiap hari duduk selama 4 jam lebih berpotensi mengalami penyakit jantung, diabetes, kanker, dan hipertensi.
Salah satu jurnal “Medicine & Sport in Sport & Exercise” mengungkapkan, seseorang yang duduk lebih dari 23 jam dalam seminggu mempunyai risiko sakit jantung yang bisa berakibat fatal dibandingkan dengan orang lain yang hanya duduk kurang dari 11 jam per minggu. Tidak hanya penyakit berbahaya, seseorang yang menghabiskan banyak waktu duduk pun rentan terkena masalah gangguan tulang belakang (Kompas.com, 22/1/2013).
Menurut jurnal “Archives of Internal Medicine”, sebanyak 62 persen orang mengaku mempunyai berat badan yang berlebih bahkan obesitas. Bagian riset lain mengungkap bahwa seperempat dari jumlah orang yang diriset menghabiskan paling tidak 8 jam setiap hari untuk duduk (Kompas.com, 27/3/2012).
Melihat hasil-hasil riset tersebut, aktivitas yang menuntut terlalu banyak duduk dalam jangka waktu yang lama akan berbahaya bagi kesehatan. Ubahlah kebiasaan Anda untuk mengurangi waktu duduk dan menyelingi dengan aktivitas ringan lainnya.
Tetap bergerak
Bagaimana agar tetap sehat meskipun aktivitas sehari-hari banyak duduk? Jawabannya sederhana, bergeraklah lebih sering. Selingilah waktu duduk dengan berdiri sejenak. Saat duduk, kontraksi otot berhenti. Namun, saat berdiri, kontraksi otot mendorong pembakaran lemak dan gula.
Jadi, saat di kantor, usahakan setiap 0,5–2 jam sekali Anda berdiri dan melakukan aktivitas lainnya. Tidak harus aktivitas fisik berat yang menguras keringat, Anda bisa melakukan aktivitas ringan, tetapi dapat membuat beranjak dari tempat duduk meskipun hanya sejenak. Misalnya, menelepon sambil berdiri atau berjalan.
Jika membutuhkan bantuan dari rekan kerja, sebaiknya Anda datangi mereka. Hindari menggunakan alat komunikasi. Tujuannya adalah Anda bergerak dan tidak duduk terlalu lama. Selain itu, menghampiri rekan kerja untuk urusan pekerjaan juga dianggap lebih menghargai dan menghormati orang lain.
Cara sederhana lainnya adalah meletakkan makanan dan minuman di suatu meja khusus yang jauh dari tempat duduk Anda. Dengan demikian, Anda perlu usaha “ekstra” untuk mengambil makanan dan minuman, aktivitas fisik ringan pun terjadi.
Ada anak tangga di kantor Anda? Manfaatkan anak tangga untuk olahraga ringan. Misalnya naik-turun tangga. Jika tidak, Anda bisa melakukan olahraga ringan atau peregangan tubuh di dekat meja. sebagai contoh, mengangkat tangan lurus ke atas kepala, kemudian menyatukan ujung jari-jarinya. Tariklah badan ke atas. Selanjutnya, miringkan badan ke kiri dan ke kanan. Lakukan ini beberapa kali sampai tubuh terasa nyaman dan tidak tegang.
Saat menyetir, usahakan Anda berhenti setiap dua jam sekali. Menepilah sejenak untuk meregangkan tubuh. Hiruplah udara segar sambil meluruskan dan melemaskan kaki. Jika memungkinkan, Anda bisa berjalan kaki di sekitar kendaraan pribadi atau lari-lari di tempat. Lakukan aktivitas ini selama sekitar 10 menit. Barulah kemudian Anda bisa melanjutkan perjalanan.
Di rumah, hindarilah terlalu banyak berdiam diri dalam posisi duduk di depan televisi. Manfaatkan waktu tayangan iklan dengan melakukan aktivitas ringan. Misalnya, mengambil air minum di ruang makan, meletakkan piring di dapur, atau tontonlah televisi dengan melakukan aktivitas lain. [MIL]
Foto dokumen Shutterstock.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 13 Desember 2013