Seringkali kita berdebat mempermasalahkan mana yang lebih penting, antara kebutuhan atau keinginan? Mayoritas orang akan menjawab kebutuhan lebih utama dibanding keinginan, seolah-olah memiliki keinginan merupakan suatu kesalahan.
Padahal hidup ini berawal dari keinginan. Keinginan untuk menjadi lebih, keinginan memiliki tujuan, keinginan untuk melakukan hal yang tidak bisa berhenti dipikirkan. Keinginan yang dimaksud untuk hal-hal positif atau sesuatu yang bermakna.
Manusia sebagai makhluk yang berakal, memiliki keistimewaan dibandingkan makhluk lainnya. Manusia sejatinya selalu memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik. Namun, hewan dan tumbuhan hanya memenuhi kebutuhan, bukan membangun sebuah peradaban, karena tidak adanya keinginan.
Arvan Pradiansyah memberikan jawaban lengkap soal kebutuhan dan keinginan, mana yang lebih penting bagi hidup kita sebagai manusia, lewat siniar Smart Inspiration bertajuk “Kebutuhan dan Keinginan, Apa yang Lebih Penting?”
Keinginan bukan suatu kesalahan
Jika banyak orang yang menganggap memiliki keinginan adalah suatu hal yang buruk, maka perlu direvisi. Arvan mengatakan, pola pemikiran seperti itu justru membuat kita tidak maju karena hanya berusaha memenuhi kebutuhan saja.
Keinginan adalah dasar untuk menjalani kehidupan yang sukses dan memiliki tujuan. Menjadi sukses bukan tentang memiliki uang yang banyak atau jabatan yang tinggi. Namun, menjadi sukses adalah melakukan hal yang ingin lakukan dalam hidup, dan memenuhi tugas dalam hidup.
Jika Anda tidak tahu apa yang ingin dilakukan dalam hidup, maka akan menjalani kehidupan tanpa tujuan. Keinginan sangat berpengaruh dalam menentukan tujuan hidup.
Makin Anda memperkuat keinginan, semakin kuat tujuan hidup yang dirasakan, makin merasa sukses karena sudah menjalankan sesuatu yang telah dirancang untuk hidup.
Keinginan akan membuat anda merasa hidup
Keinginan kita anggap seperti api yang tidak pernah padam. Kadang-kadang menyala tetapi kadang hanya menjadi bara kecil yang membara, tetapi tidak dapat dipadamkan. Keinginan memotivasi kita untuk terus bergerak maju, bahkan ketika hal buruk terjadi secara bersamaan.
Oxford Press Scholarship Online menyebutkan, kehidupan seseorang dapat dibuat lebih baik dan lebih buruk tidak hanya dengan perubahan dalam keadaan sadar orang tersebut, tetapi karena kejadian di tempat lain yang memenuhi preferensi orang tersebut.
Kualitas hidup seseorang pada waktu tertentu diukur dengan sejauh mana preferensi yang ia miliki pada saat itu. Seseorang pada prinsipnya dapat memiliki preferensi tenang apa pun, teori ini membuat penentu kualitas hidup seseorang memang sangat luas.
Keinginan memang tidak bersifat mengikat dan tidak memiliki keharusan untuk segera terpenuhi. Namun ada baiknya dalam hidup kita juga menyusun daftar keinginan yang ingin dicapai, agar hidup lebih bermakna.
Memiliki keinginan dalam hidup sangat penting agar hidup lebih terarah dan berproses. Hanya Anda yang dapat memutuskan kapan harus mengubah dan menentukan tujuan hidup yang ingin diraih. Anda yang tahu investasi waktu dan energi seperti apa yang akan berpengaruh dalam hidup Anda.
Meraih tujuan hidup
Tak dapat diragukan lagi, mencapai tujuan hidup memerlukan disiplin diri yang kuat. Hal ini melibatkan kesadaran akan tindakan kita dan kemampuan untuk mengatasi beberapa kebiasaan buruk yang mungkin menghambat kita.
Menanamkan disiplin diri dalam hidup memang bukan tugas yang mudah. Hal ini membutuhkan perhatian yang teguh pada tindakan dan dorongan besar untuk mencapai sesuatu.
Dalam mencapai tujuan hidup, yang perlu dilakukan adalah merencanakan, mengambil tindakan, dan mengubah pendekatan. Mungkin terdengar sederhana, namun prakteknya jelas lebih sulit dilakukan.
Simak perbincangan seru bersama Arvan Pradiansyah lewat siniar Smart Inspiration bertajuk “Kebutuhan dan Keinginan, Apa yang Lebih Penting?” yang bisa anda dengarkan melalui tautan berikut —
Simak episode lain dari Smart Inspiration, siniar di mana kamu bisa mendapatkan informasi strategis perihal memulai dan menjalankan bisnis, serta menyuguhkan elaborasi perspektif sebagai upaya menemukan keseimbangan hidup yang lebih berkualitas dan bahagia.
Penulis: Alifia Riski Monika & Fandhi Gautama