Apa jadinya jika manusia, spesies paling cerdas di muka Bumi, tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya terpana menyaksikan kehancuran akibat pertarungan para monster. Pengalaman itulah yang disuguhkan Godzilla: King of the Monsters.

Pertarungan para monster itu begitu intens sepanjang film sehingga penonton nyaris tidak diberi kesempatan untuk sekadar menghela napas. Sekuel dari Godzilla (2014) ini menceritakan tentang Emma Russel (Vera Farmiga). Setelah bencana 2014, Emma berpisah dengan suaminya, Mark Russel (Kyle Chandler), dan tinggal berdua dengan anaknya, Madison (Millie Bobby Brown).

godzilla king of the monsters

Emma dan Mark menempuh jalan berbeda. Emma terus bekerja pada Monarch, lembaga yang meneliti tentang Titan, yaitu monster-monster purbakala yang dulu menguasai Bumi. Hingga saat menyaksikan kelahiran larva raksasa Mothra, Emma dan Madison diculik gerombolan teroris di bawah pimpinan Alan Jonah (Charles Dance).

Pimpinan Monarch, Dr Ishiro Serizawa (Ken Watanabe), tidak punya lain kecuali menghubungi Mark. Sebelumnya, Mark dan Emma bekerja sama untuk mengembangkan Orca, alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan para monster. Namun, belakangan, Mark menganggap bahwa hal itu tidak berguna dan memutuskan berpisah dengan Emma.

godzilla king of the monsters

Dr Serizawa berharap, dengan mencari jejak Orca, mereka dapat menemukan Emma dan Madison. Tetapi, belakangan mereka menemukan bahwa sejumlah monster telah bangkit dan mengacaukan berbagai lokasi di Bumi. Mampukah Mark dan Dr Serizawa menemukan Emma dan dapatkah mereka menghentikan kehancuran yang diakibatkan oleh para monster purba itu?

Baca juga : Review Film 27 Steps of May

Teror

Perkelahian para monster adalah sajian utama Godzilla: King of the Monsters. Dan, berbicara tentang hal itu, film ini mampu menyuguhkannya dengan baik. Adegan perkelahian makhluk-makhluk raksasa dan kehancuran masif yang ditimbulkannya tersaji dengan baik dan realistis.

Pertarungan juga terjadi di berbagai lokasi, mulai dari tengah kota yang ramai, tengah laut, dan puncak gunung. Semuanya menyajikan pengalaman visual yang menarik dan menyenangkan untuk ditonton.

godzilla king of the monsters

Begitu asyiknya menonton pertarungan para monster, sehingga drama dan alur cerita yang coba dibangun menjadi terlupakan. Ada bagian-bagian cerita yang terasa lemah dan bertele-tele, tetapi hal itu menjadi tidak terlalu penting karena yang dinantikan penonton adalah pertarungan berikutnya. Hal ini bisa jadi kekuatan sekaligus kelemahan film ini.

Dalam situasi chaos demikian, menarik pula menyelami pikiran para karakter. Mark mewakili pandangan yang lebih pragmatis. Ia beranggapan, kehadiran para monster itu bukan pada tempatnya. Oleh karena itu, upaya menjalin komunikasi juga dianggapnya sebagai tindakan yang kurang dapat dipertanggungjawabkan karena tidak ada yang dapat memprediksi hasilnya.

godzilla king of the monsters
Foto-foto: dokumen Warner Bros Pictures

Sementara itu, Emma mewakili pandangan yang beranggapan bahwa kehadiran para monster pastilah memiliki tujuan sehingga, ia berusaha untuk mengambil peran untuk mewujudkan tujuan tersebut. Ia tidak peduli, bahkan jika dengan cara tersebut, jutaan jiwa menjadi korban.

Siapa yang benar atau salah, sangat tergantung pada sudut pandang melihat masalah. Dan, Godzilla: King of the Monsters tidak mencoba berdiri hitam-putih terhadap persoalan tersebut. Silakan penonton menimbang sendiri.

Sebagai tontonan, Godzilla: King of the Monsters sangat menghibur. Tak ketinggalan, penonton pun diajak merenungkan kembali, betapa kecil dan tidak berartinya manusia di tengah kecamuk berbagai hal di alam ini. Yang terpenting adalah mengikuti suara nurani.

Sutradara:
Michael Dougherty

Skenario:
Michael Dougherty, Zach Shields

Cerita:
Max Borenstein, Michael Dougherty, Zach Shields; berdasarkan Godzilla, King Ghidorah, Mothra, Rodan oleh Toho

Pemain:
Kyle Chandler, Vera Farmiga, Millie Bobby Brown, Bradley Whitford, Sally Hawkins, Charles Dance, Thomas Middleditch, Aisha Hinds, O’Shea Jackson Jr, David Strathairn, Ken Watanabe, Zhang Ziyi

Rilisan:
AS

Tayang perdana:
13 Mei 2019