Pernahkan kamu bertemu dengan seseorang yang sulit untuk mengatakan tidak pada permintaan orang lainnya? Bahkan ia kerap menyetujui segala omongan orang lain atas dasar tidak enak atau ingin menyenangkan semua orang. Jika iya, maka orang tersebut termasuk dalam ciri-ciri seorang people pleaser. Atau justru, kamu salah satu orangnya?

Kenali batasan diri

Sejatinya manusia memang adalah mahluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain dalam kesehariannya. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi agar dapat membangun interaksi dan menjalin hubungan. Bertemu dengan banyak orang dan membentuk lingkar pergaulan. Akan tetapi, dalam hidup kita perlu mengenal batasan diri agar hidup menjadi lebih seimbang.

Batasan diri adalah rentang atau jarak yang kita ciptakan sebagai bentuk perlindungan diri (self-care). Apalagi untuk seorang people pleaser, batasan ini sangat penting agar “kebaikannya” terhadap orang lain tidak justru berdampak buruk bagi dirinya sendiri. Sebab, people pleaser kerap menghabiskan waktunya untuk kepentingan orang lain hingga lupa pada kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu membangun batasan diri adalah salah satu solusi bagi para people pleaser yang ingin keluar dari jurang ini.

Ada banyak dampak yang akan terasa jika kita berhasil menetapkan batasan diri. Hal ini disampaikan oleh Desy Wee dalam bukunya “Tegas Membangun Batasan”. Seperti lebih mengenal diri sendiri termasuk hal-hal yang digemari. Pengenalan diri ini juga akan membawa pada pencintaan akan diri sendiri (self-love). Kemudian, dampak yang paling besarnya adalah kita menjadi bertanggung jawab atas diri sendiri. Karena sudah ada batasan dan prioritas yang ingin dicapai sehingga akan menunjang dalam pengambilan keputusan.

Hak untuk menolak

Tidak ada yang salah dengan menolong orang lain, tapi kita juga perlu sadar bahwa tidak semua hal harus kita lakukan dan setujui. Sebagai seorang manusia, kita juga memiliki hak untuk menolak ajakan, permintaan, atau tawaran dari orang ketika hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip yang dipegang atau memang ada hal lain yang lebih penting untuk dilakukan.

Di sinilah peran batasan diri diperlukan agar kita tahu kapan menolak atau menerima suatu hal dan tidak menjadi seorang people pleaser yang kerap “jahat” pada diri sendiri. Jadi, ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk menetapkan batasan diri, berikut di antaranya.

  1. Ketahuilah sejauh mana batasanmu baik secara fisik, emosional, maupun spiritual saat berinteraksi dengan orang lain. Kamu dapat mengingat pengalaman di masa lalu sejauh mana kondisi yang membuatmu merasa tidak nyaman.
  2. Bersikaplah tegas. Batasan yang telah kamu kenali tidak akan ada artinya jika kamu tidak mampu bersikap tegas pada kondisi yang terjadi. Dapat dimulai dari hal kecil untuk mengelola kemampuanmu dalam bersikap tegas.
  3. Terapkan dalam kehidupan sehari-hari secara berkelanjutan. Mungkin di awal kamu akan merasa jahat, tapi kamu perlu menerangkan pada orang tentang batasan dirimu. Hal ini juga merupakan bentuk kedewasaan diri, ketika kita mampu menegur orang lain yang melewati batas sebagai bentuk perlindungan diri.

Baca juga: Produktif Itu Ternyata Tidak Selalu Baik, Kenapa?