Teknologi digital terus berkembang setiap harinya. Hal ini menyebabkan banyak orang yang tertarik menggeluti bidang ini sebagai tujuan kariernya. Bahkan, pemerintah pun turut mendukung dengan memfasilitasi perkembangan ini.

Salah satu potensi yang sedang meningkat pesat adalah ekonomi digital. Menurut Google, ekonomi digital Indonesia diperkirakan nilainya akan tumbuh sebesar 146 miliar dolar pada 2025. Bukti nyatanya dapat kita lihat melalui masifnya penggunaan dompet digital hingga QRIS sebagai alat pembayaran.

Caron Toshiko, Head of Programmer Skilvul dan Markoding, melalui siniar Obsesif episode “Sinergi Komunitas dalam Ekosistem Digital” dengan tautan akses  dik.si/ObsesifCaron turut mendukung potensi teknologi digital di Indonesia.

Sumber Daya Menjadi Kunci Perkembangan Teknologi Digital

Melalui latar belakangnya yang berasal dari psikologi sosial, Caron menghubungkannya dengan bidang pekerjaannya saat ini. Sebagai programmer, perempuan ini harus mampu menjadi penghubung antara murid-murid di seluruh Indonesia dengan program di Skilvul dan Markoding.

Menurutnya, sumber daya manusia menjadi kunci bagi Indonesia untuk meraih target digitalisasi. Jika sumber daya manusianya memiliki kualitas unggul, sektor-sektor negara kita pun akan berkembang menjadi lebih baik. Salah satunya adalah sektor bisnis yang ditandai banyaknya startup yang meraih predikat unicorn.

“Aku pribadi percaya bahwa memang pemuda itu adalah talenta digital di masa sekarang dan masa depan juga. Apalagi nanti ke depannya para pemuda ini yang akan menentukan arah perkembangan negara kita dan kemajuan negara kita apalagi yang menyangkut inovasi,” ujar Caron.

Caron juga mengungkapkan studi yang ditemukan saat ini, Indonesia mempunyai publikasi ilmiah terkait AI (Artificial Intelligence) yang cukup tinggi. Bisa dibilang juga ini tertinggi di Asia Tenggara.

“Jadi, untuk prospeknya di tahun 2030, AI ini diharapkan berkontribusi sebanyak kurang lebih Rp366 miliar dolar,” tambahnya. Itu sebabnya, pemerintah membutuhkan sembilan juta talenta digital pada 2030.

Diprediksikan pula akan ada 180 persen pekerjaan baru yang tercipta karena perkembangan teknologi yang sangat pesat. Jadi, besarnya sumber daya manusia di Indonesia perlu dipersiapkan secara matang agar pekerjaan tersebut bisa diraih oleh semua orang.

Fresh Graduate yang Ingin Berkarier di Industri Teknologi

Dalam berkarier, saat ini tak ada pembatasan dalam jurusan kuliah. Siapa pun bisa berkarier di bidang yang berbeda jika mereka mau belajar dan berusaha. Begitu pula di industri teknologi yang terbuka secara lebar dan bisa dipelajari, bahkan otodidak sekali pun.

Itu sebabnya, Caron menyarankan agar kita tak boleh takut mengeksplor hal-hal baru. Nantinya, ini akan berguna untuk menambah nilai portofolio kita. Ia menambahkan, “Begitu ngomongin soal teknologi, kita ngomongin soal inovasi; bagaimana kita mau mencoba dan menerima hal-hal baru, tidak takut untuk bereksplorasi dan gagal.”

Oleh karena itu, penting bagi fresh graduate untuk berpikiran terbuka, mau belajar berkolaborasi, dan berempati. “Keterampilan soft skills ini sangat dibutuhkan di tech industry. Jadi, gak ngomongin soal hard skills aja tapi soft skills juga penting. Kita ngomongnya keterampilan abad 21,” ujarnya.

Lantas, apa saja tantangan dalam mengembangkan teknologi di Indonesia?

Dengarkan jawaban lengkap Caron Toshiko dalam siniar Obsesif bertajuk “Sinergi Komunitas dalam Ekosistem Digital” di Spotify. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan dik.si/ObsesifCaron.

Tak hanya itu, di sana, ada pula beragam informasi menarik seputar dunia kerja untuk para fresh graduate dan job seeker, loh. Jadi, akses sekarang juga siniar dan playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kamu tak terlewat tiap episodenya!

Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya.

Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion