Berbagai macam emosi tentunya memiliki dampak berbeda pada setiap anggota keluarga, terlebih untuk emosi negatif. Untuk itu, mengelola emosi menjadi sesuatu yang penting.

Emosi negatif dapat digambarkan sebagai perasaan yang menyebabkan seseorang sengsara dan sedih. Emosi ini membuat seseorang tidak menyukai diri sendiri dan orang lain, dan mengurangi rasa percaya diri, serta kepuasan hidup secara umum.

Emosi yang dapat menjadi negatif adalah kebencian, kemarahan, kecemburuan dan kesedihan. Namun, dalam konteks yang tepat, perasaan ini sebenarnya alami. Meski emosi negatif dapat meredam semangat kita untuk hidup, tergantung pada berapa lama kita membiarkannya memengaruhi kita dan cara kita memilih untuk mengungkapkannya.

Nafisa Alif Amanda, seorang psikolog Riliv, dalam podcast Obrolan Meja Makan episode “Mengelola Emosi Negatif dalam Keluarga” menjelaskan dampak dari emosi negatif yang ada di keluarga, yang dapat diakses melalui https://dik.si/OMMEmosi.

Penyebab emosi negatif

Emosi negatif dapat berasal dari berbagai sumber. Terkadang, penyebabnya adalah pengalaman atau peristiwa tertentu. Misalnya, kamu merasa kesal karena grup band favorit tidak masuk nominasi award, putus dengan kekasih, sampai masalah pekerjaan.

Emosi negatif juga bisa muncul dari:

Konflik hubungan 

Masalah yang muncul dari hubungan interpersonal adalah penyebab umum dari emosi negatif. Tantangan seperti itu dapat muncul dalam hubungan dengan teman, keluarga, rekan kerja, atau pasangan romantis.

Kebutuhan yang tidak terpenuhi

Ketika kebutuhan tidak terpenuhi—baik itu kebutuhan bersifat fisik, emosional, sosial, psikologis, atau spiritual—adalah normal untuk mengalami kesedihan, kemarahan, kesepian, iri hati, dan emosi tertekan lainnya.

Keterampilan coping yang buruk

Stres sehari-hari dapat menyebabkan berbagai macam perasaan kesal jika kamu tidak memiliki keterampilan coping untuk mengelolanya. Keterampilan koping yang buruk seringkali berakhir dengan memperburuk masalah atau menimbulkan masalah baru pada situasi tersebut.

Cara mengelola emosi negatif

Sayangnya, orang sering beralih ke cara yang tidak membantu atau bahkan merusak untuk mengatasi emosi negatif. Meskipun ini mungkin memberikan kelegaan sementara, biasanya dampak setelahnya adalah memperburuk masalah dalam jangka panjang.

Melansir dari Very Well Mind, berikut beberapa cara mengelola emosi negatif dalam diri untuk menjaga emosi dalam keluarga.

  • Mengubah yang bisa diubah

Setelah memahami emosi dan apa penyebabnya, kamu dapat mulai mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut. Meminimalkan atau menghilangkan beberapa pemicu stres dapat membuat kamu lebih jarang merasakan emosi negatif.

Beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan:

  • Mengurangi stres kerja
  • Mempelajari praktik komunikasi asertif untuk mengelola konflik hubungan
  • Mengubah pola pikir negatif melalui proses yang dikenal sebagai restrukturisasi kognitif

Tidak semua sumber stres dapat diubah atau dihilangkan. Sangat penting untuk menghindari merenungkan apa yang tidak dapat diubah dan fokus pada apa yang ada dalam kendali.

  • Melakukan sesuatu

Membuat perubahan dalam hidup dapat mengurangi emosi negatif, tetapi tidak akan menghilangkan pemicu stres. Saat membuat perubahan dalam hidup untuk mengurangi frustrasi, kamu juga perlu menemukan jalan keluar yang sehat untuk mengatasi emosi-emosi ini. Seperti olahraga, meditasi, dan jalan-jalan keluar.

  • Terima emosi dalam diri

Belajar menerima emosi negatif juga merupakan cara yang efektif untuk mengelola perasaan sulit ini. 

Penerimaan berarti mengakui bahwa kita merasa takut, marah, sedih, atau frustrasi. Alih-alih mencoba menghindari atau menekan perasaan negatif, kamu dapat membiarkannya ada tanpa perlu memikirkannya.

Simak selengkapnya obrolan Nafisa Alif Amanda, seorang psikolog Riliv, dalam siniar Obrolan Meja Makan episode “Mengelola Emosi Negatif dalam Keluarga” di Spotify.

Ikuti juga siniarnya agar kamu tidak tertinggal episode terbaru Obrolan Meja Makan yang membahas tentang isu parenting, pernikahan, hingga keluarga, dengan mengakses tautan berikut https://dik.si/OMMEmosi

Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ristiana D. Putri