Perkembangan anak tentu menjadi fokus orangtua terutama di masa golden ages. Ketika melihat perkembangan anak, salah satu yang perlu diperhatikan adalah cara berpikirnya.
Pola pikir adalah bagian penting untuk mengetahui IQ dan EQ manusia. Pemikiran yang baik akan membentuk manusia yang unggul di masa mendatang. Termasuk di antaranya adalah pola pikir kreatif untuk membantu zaman berkembang.
Hal ini lantas dicontohkan oleh tokoh-tokoh audio drama siniar Dongeng Pilihan Orangtua dalam episode “Dongeng Kupu-kupu Emas Pt. 1“. Diceritakan mereka mampu mengatasi masalah dengan kreatif. Para orangtua bersama anak bisa mendengarkan cerita tersebut agar mereka tahu contoh cara memecahkan masalah.
Perlu dipahami bahwa terkadang anak memiliki perkembangan yang lamban dalam memunculkan ide pada suatu masalah. Oleh sebab itu, diperlukan kontribusi orangtua secara ekstra untuk membimbing mereka agar terus berkembang.
Jangan lupa juga untuk terus memperhatikan dan mengawasi tumbuh kembangnya. Jika masih tak mampu, orangtua dapat membawa anak ke ahlinya. Ini dilakukan untuk mengetahui saran apa yang diberikan agar pengajaran anak jadi lebih maksimal.
Apakah Bisa Berpengaruh pada Emosi Anak?
James Lehman mengatakan hal ini sangat mungkin terjadi. Anak bisa berperilaku buruk karena belum tahu bagaimana memecahkan masalah secara efektif. Dengan kata lain, mereka bertindak buruk sebagai upaya untuk menangani masalah, meskipun caranya belum tepat.
Contohnya adalah saat anak tantrum. Perilaku itu ditunjukkan saat anak tidak menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya. Hal ini bisa terjadi karena banyak hal, seperti kurangnya contoh dari orangtua hingga gangguan mental.
Tantrum merupakan amukan anak karena merasa frustrasi, lelah, tidak berdaya, sampai luapan perasaan bahwa semua orang tidak bisa mengerti dirinya. Oleh sebab itu, orangtua harus bisa mengatasi tantrum anak dengan cara yang baik.
Jenis Masalah yang akan Dihadapi Anak
Berikut ini adalah jenis masalah yang akan ditemui jika anak memiliki kemampuan pemecahan masalah yang buruk.
- Masalah emosional
Setiap orang ada kalanya merasa marah, sedih, frustrasi, tidak berdaya, hingga bersemangat. Ketika belum menemukan cara untuk mengatasi emosinya, anak akan larut dalam perasaan negatif. Ia pun tak bisa mengeskpresikannya dengan tepat.
Misalnya, alih-alih berbicara dengan baik, anak cenderung mengonfrontasi orangtua dengan mengamuk, memaki, membentak, bahkan melukai fisiknya.
- Masalah Sosial
Beberapa anak dengan kondisi ini tidak dapat rukun dengan orang lain, terutama anak-anak seusia mereka. Ini disebabkan karena anak tidak tahu bagaimana memperkenalkan diri kepada seseorang, mengatakan “tidak”, atau melihat sesuatu yang tak mereka suka.
Sering kali kita menemukan anak dengan kepribadian temperamental hingga tak acuh dengan orang lain. Anak ini jelas memiliki keterampilan pemecahan masalah sosial yang rendah. Oleh karena itu, ia merasa senang memperlakukan orang lain dengan buruk.
Namun, jangan khawatir, ada banyak cara yang dapat dilakukan orangtua agar anak terbiasa berpikir kreatif, di antaranya sebagai berikut.
Apa yang Bisa Orangtua Lakukan?
Orangtua harus rajin berkomunikasi dengan anak mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Beritahu pula alasan tiap tindakan tersebut. Jika hal ini dilakukan sejak anak batita, ia akan mengerti bahwa ada banyak hal yang harus dipikirkan sebelum mendahulukan egonya.
Orangtua harus lebih sering mengajak anak bertemu orang baru dan memperkenalkan macam-macam sifat melalui contoh secara langsung. Misalnya, kita bisa membawa anak ke taman dan bermain yang penuh dengan teman seusianya.
Orangtua juga dapat memancing anak untuk memecahkan suatu masalah di rumah. Misalnya dengan bertanya, “Ruang tamu selalu berantakan. Kalau begitu, kira-kira apa yang harus kita lakukan, ya?”
Menurut Dr. Wegner, “Hal ini dapat membuat mereka merasa penting, orangtua dapat menciptakan ruang agar anak dapat memecahkan masalah kreatif mereka sendiri. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi pada keluarga.”
Tak hanya itu, kita juga bisa memainkan permainan favorit anak. Namun, berikan stimulus agar anak memikirkan aturan baru. Permainan dengan aturan baru yang anak ciptakan dapat membuka pikiran mereka sehingga lebih kreatif dan mampu memecahkan masalah.Â
Kita juga bisa merangkai dan membuat cerita baru bersama anak. Hal ini dapat meningkatkan daya pikirnya, terutama kreativitas dan imajinasi anak.
Hal-hal di atas dapat dilakukan orangtua bersama anak di waktu senggang. Namun, jangan lupa juga untuk terus memantau perkembangan anak. Bahkan, jika perlu bawalah ke ahlinya apabila muncul tanda-tanda bahwa ada yang harus diperbaiki dari sikap anak.Â
Cerita juga bisa menjadi salah satu media pengajaran anak, loh! Untuk itu simak kisah drama audio dari siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Dongeng Kupu-kupu Emas Pt. 1” hanya di Spotify.
Jangan lupa simak kisah lainnya bersama anak agar ia dapat mengembangkan imajinasinya melalui cerita. Dengarkan berbagai jenis dongeng lainnya hanya melalui siniar Dongeng Pilihan Orangtua di Spotify.
Penulis: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri