Memberikan pelajaran seputar etika kepada anak harus dilakukan sejak dini oleh orangtua. Sebab, pembelajaran ini nantinya akan dibawa oleh mereka hingga dewasa nanti. Salah satunya adalah cara agar anak bisa menghargai makanan.
Pasalnya, mengutip Kompas.id, nilai sampah makanan di Indonesia mencapai Rp 330 triliun per tahun. Sementara menurut kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sampah makanan yang terbuang di Indonesia sejak tahun 2000–2019 mencapai 23–48 juta ton per tahun.
Melihat data tersebut, orangtua harus mengajarkan anak agar tak membuang makanan. Hal ini pula dilakukan oleh Ruru yang memperingati Bani saat enggan menghabiskan masakan Nono dalam audio drama siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Cerita Menghargai Makanan” yang dapat diakses melalui dik.si/DopingHargaiMakanan.
Mengajarkan Anak Menghargai Makanan
Orangtua perlu melatih anak agar mau menghargai makanan. Pasalnya, tak semua makanan bisa cocok dengan lidah mereka. Untuk menyikapinya, orangtua bisa melakukan beberapa hal berikut.
- Ajari anak bersyukur
Dilansir dari Doorposts, orangtua perlu mengajarkan anak bersyukur kepada Tuhan atas makanan yang telah tersaji di hadapan mereka. Ingatkanlah kalau ada beberapa anak di luar sana yang tak seberuntung kita.
Latih juga mereka untuk berterima kasih kepada orang yang telah memasak dan memuji jika anak menyukai makanan tersebut.
- Mengunjungi tempat produksi makanan
Jika ada waktu saat senggang, orangtua bisa mengajak anak mengunjungi pabrik, pasar, perkebunan, peternakan hingga sawah agar mereka bisa melihat bagaimana bahan makanan dibuat.
Upaya ini dilakukan agar mereka paham kalau menghasilkan suatu makanan itu dibutuhkan proses yang tak mudah. Sebelum menjadi nasi, beras pun harus menunggu panen padi yang mencapai enam hingga sembilan bulan.
- Batasi ngemil sebelum makan
Dilansir Respectfood, mengonsumsi cemilan sebelum makan bisa membuat kenyang. Jadi, jangan biarkan anak-anak mengonsumsinya saat mendekati waktu makan. Nantinya, dikhawatirkan anak tak bisa mendapat gizi yang cukup.
- Mulailah dari porsi yang lebih kecil
Untuk menghindari anak membuang-buang makanan, orangtua bisa memberi mereka porsi kecil. Jika masih kurang, orangtua bisa memberikannya lagi setelah makanannya habis. Apabila orangtua langsung memberikan porsi besar, dikhawatirkan makanan anak jadi meninggalkan sampah.
- Buatlah makanan jadi lebih mudah dikonsumsi
Beberapa anak merasa malas jika harus mengonsumsi makanan dalam ukuran yang besar. Untuk membantunya, orangtua bisa menawarkannya dengan potongan yang lebih kecil. Potongan yang kecil juga membantu orangtua menyimpan bekas makanannya yang tak habis.
- Sisihkan apa yang tak anak makan
Jika anak kenyang sebelum menghabiskan makanannya, orangtua tidak boleh memaksanya. Kita bisa menyimpan sisa makanannya atau membantu menghabiskannya jika masih belum kenyang.
Apabila memutuskan untuk disimpan, orangtua bisa memberikan makanan itu lagi kepada anak. Hal ini lebih baik daripada membuat mereka mengonsumsi cemilan yang kurang sehat.
Lalu, bagaimana dengan kelanjutan dari kisah Ruru, Bani, dan Nono? Apakah Bani berhasil menghargai makanan buatan Nono? Dengarkan episode lengkap “Cerita Menghargai Makanan” melalui tautan dik.si/DopingHargaiMakanan.
Dengarkan pula ratusan dongeng menarik lainnya hanya melalui siniar Dongeng Pilihan Orangtua di Spotify. Ikuti juga siniarnya sekarang juga agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya.
Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri