Kasih sayang orang tua kepada anak dapat diungkapkan dengan berbagai cara. Perlindungan dan pengorbanan adalah dua wujud implementasi kasih sayang orang tua terhadap anak. Setiap anak pasti ingin mendapat kasih sayang dari orang tua. Namun, bagaimana jadinya jika orang tua bersikap overprotective sehingga membatasi tumbuh kembang anak.

Melansir dari healthline, orang tua yang overprotective sebenarnya memiliki maksud yang baik tapi cara mereka keliru. Oleh karena itu, mereka sering menimbulkan banyak kerugian daripada kebaikan dalam mengejar kesempurnaan.

Orang tua yang overprotective berusaha melindungi anak-anaknya, tapi yang menjadi masalah adalah mereka terlalu ikut andil untuk membantu anak mencapai tujuan. Mereka juga secara ketat mendominasi pengambilan keputusan anaknya. Orang tua overprotective beranggapan, mereka tahu apa yang terbaik. Padahal, belum tentu anaknya berpendapat demikian.

Banyak penyebab mengapa orang tua memiliki sikap pengasuhan overprotective. Beberapa mungkin didorong oleh rasa takut akan cedera, sementara yang lain mungkin khawatir kalau nanti anak-anak mereka tidak akan berhasil tanpa perhatian orang tua secara terus-menerus.

Ciri-ciri orang tua yang overprotective antara lain adalah mengatur keputusan anak, bereaksi berlebihan terhadap kegagalan anak, serta terlalu fokus pada pencapaian anak sehingga tidak bisa meluangkan waktu untuk merayakan dan menikmati momen-momen yang lebih sederhana. Lantas, apa saja dampak yang muncul jika orang tua bersikap overprotectivef? Simak penjelasan berikut.

Kekhawatiran dan Kecemasan dalam Diri Anak

Melansir dari Parentingforbrain, kekhawatiran adalah bentuk pemikiran negatif yang berulang sehingga sering menjadi tanda utama gangguan kecemasan secara umum. Oleh karena itu, anak-anak yang memiliki orang tua overprotective akan lebih rentan mengidap kekhawatiran dan kecemasan.

Orang tua yang terlalu protektif dalam mengasuh anak akan melakukannya secara berlebihan karena kekhawatiran mereka terhadap ancaman yang akan menimpa anak. Akan tetapi, mereka juga jarang menyadari bahwa sikap cemas dan khawatir berlebihan juga dapat menimpa sang anak.

Anak Susah Menyelesaikan Masalah

Ketika anak berada jauh dari orang tua. Mereka akan kehilangan rasa perlindungan yang biasanya didapatkan dari orang tua. Anak-anak tersebut biasanya dibantu oleh orang tua dalam menyelesaikan berbagai masalah.

Akan tetapi, saat ia berada jauh dari orang tua, anak akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah secara mandiri. Anak juga tidak siap saat menghadapi realitas yang ada di depan mata sehingga mudah tertekan dari tantangan besar atau kecil dalam kehidupannya.

Keterampilan Sosial yang Kurang Kompeten

Anak-anak dengan orang tua yang overprotective lebih rentan menderita kecemasan sosial atau fobia sosial. Hal tersebut ditandai dengan anak yang ketakutan saat berada di lingkungan sosial dan cenderung menghindari kontak dengan orang-orang. Kondisi tersebut biasanya disertai dengan ketakutan yang berlebihan akan penolakan dan kritik dari orang lain.

Takut Gagal

Orang tua yang overprotective berusaha keras untuk memastikan anak-anak mereka tidak gagal dalam berbagai hal. Mereka akan berusaha keras untuk tanggap  menyelamatkan anak-anak mereka dan memberi mereka bantuan yang sering tanpa diminta.

Seorang anak yang memiliki orangtua overprotective akan memiliki rasa takut saat melakukan kesalahan dan kegagalan. Selain itu, mereka juga lebih rentan terluka karena penolakan. Anak-anak kemudian enggan keluar dari zona nyaman untuk mencoba sesuatu yang baru. Alih-alih mengatasi kesulitan dan memecahkan masalah sendiri, mereka justru bertergantung pada orang tua. Anak-anak yang dibesarkan oleh pola pengasuhan yang overprotective memiliki kemungkinan  depresi lebih tinggi pada masa remaja.

Kepercayaan Diri yang Rendah

Harga diri seseorang sebagian besar didasarkan pada bagaimana orang lain memperlakukan mereka saat berinteraksi. Anak-anak dengan orang tua overprotective akan merasa selalu diberi pesan bahwa mereka tidak mampu atau tak cukup baik untuk mengatur hidup sendiri. Hal tersebut ternyata sangat berdampak pada kepercayaan diri anak. Kepercayaan diri anak pun rendah karena ia berpikir tak dapat melakukan apa-apa dalam kehidupan sehari-hari.

Bimbang

Anak-anak yang memiliki orang tua overprotective cenderung memiliki sikap ragu-ragu. Padahal, anak-anak membutuhkan kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri. Akan tetapi pada kasus anak-anak dengan orang tua overprotective tidak pernah diizinkan untuk membuat pilihan mereka sendiri. Akhirnya, mereka akan tumbuh tanpa tahu cara mengambil keputusan secara mandiri. Mereka cenderung diselimuti rasa takut untuk membuat keputusan karena berpikir bahwa keputusan yang mereka buat itu salah.

Pembahasan mengenai orang tua overprotective ini telah tersedia di episode ke-2 siniar (podcast) Anyaman Jiwa yang berjudul “Orang Tua yang Overprotective”. Dengarkan episode selengkapnya dengan mengakses tautan berikut https://spoti.fi/322iiuk.

Penulis: Nur Ithrotul Fadhilah & Ikko Anata

Baca juga : Cara Bunga Amanda, Model Plus-Size Hadapi Body Shaming