Tidak mengherankan jika padel kini menjelma menjadi aktivitas akhir pekan favorit di kota-kota besar seperti Jakarta, Tangerang, hingga Makassar. Lapangannya unik, berdinding kaca, raketnya tanpa senar, dan bolanya pun lebih lembut dari tenis. Tapi yang paling menarik adalah suasana di sekitarnya—hangat, terbuka, dan penuh tawa.
Melihat potensi besar ini, sebuah komunitas padel terbesar di Indonesia mulai mengambil peran sentral dalam membangun ekosistemnya.
Didirikan oleh sekelompok sahabat dengan latar belakang beragam dan semangat yang sama, komunitas ini tumbuh menjadi tempat bagi siapa saja—baik pemula maupun atlet hobi—yang ingin merasakan sisi lain dari olahraga raket.
Salah satu pendirinya, Richard Theodore, menyebutkan bahwa sejak awal, visinya bukan hanya soal olahraga, tapi juga tentang menciptakan ruang yang inklusif.
“Kami ingin padel jadi pintu masuk menuju gaya hidup yang lebih sehat dan terkoneksi, terutama bagi generasi aktif yang butuh relaksasi sekaligus relasi,” ujarnya.
Kini, komunitas ini tengah menyiapkan pembangunan fasilitas padel terbesar di Indonesia dengan area seluas 2,5 hektar, mencakup lapangan dan lounge komunitas.
Rencananya, fasilitas ini akan hadir di lima kota: Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, dan Makassar. Tak hanya berolahraga, tempat ini akan menjadi titik temu dan interaksi sosial baru—dimana obrolan santai dan ikatan pertemanan bisa lahir dari sebatang raket dan satu bola kecil.
Antusiasme terhadap padel bukan sekadar tren sesaat. Ini adalah jawaban atas kebutuhan gaya hidup baru: aktif tapi santai, kompetitif namun hangat, dan sehat tanpa tekanan.
Didukung oleh komunitas seperti Rich Padel, olahraga ini diprediksi akan terus bertumbuh dan menjadi bagian penting dalam lanskap gaya hidup perkotaan Indonesia.
Karena kini, berolahraga bukan lagi hanya soal keringat, tapi juga soal kebersamaan.