Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Disebutkan pula bahwa masa ini merupakan periode penting dalam kehidupan manusia. Beberapa aspek, seperti fisik, kognitif, dan kemampuan sosial, mengalami perubahan. 

Namun, tak semua remaja mendapatkan perlakuan yang baik semasa kecilnya. Ada beberapa dari mereka yang justru mengalami pengalaman menyedihkan hingga meninggalkan luka. Luka menahun itu pun memicu rasa trauma saat mereka memasuki masa remaja.

Hal ini juga dialami oleh tokoh Bela dalam serial “AMPAS” bertajuk Sepasang Tangan Berlumuran Darah milik siniar Tinggal Nama. Dikisahkan bahwa Bela memiliki masa lalu yang kelam hingga akhirnya meluapkan semuanya saat memasuki masa remaja.

Timbul Masalah Mental yang Serius

Menurut penelitian Anggadewi (2020), pengalaman trauma pada masa kanak-kanak bisa menimbulkan masalah mental yang serius. Dalam penelitiannya, gangguan kecemasan merupakan permasalahan yang paling banyak dialami oleh remaja. 

Kecemasan adalah perasaan takut dan gelisah yang dirasakan oleh seseorang. Cemas yang berlebihan biasanya berdampak pada kondisi fisik hingga bisa menyebabkan jantung berdebar, keringat dingin, sulit berkonsentrasi, dan pusing.

Tak hanya itu, gangguan cemas juga bisa memicu pikiran-pikiran negatif pada diri sendiri hingga akhirnya memicu kematian. Bahkan, kondisi ini bisa membuat hidup korban jadi tak produktif lagi karena selalu terjebak dalam lubang yang sama.

Selain gangguan cemas, serangan panik juga kerap dialami oleh mereka. Hal ini biasanya terjadi ketika remaja mendapatkan perlakuan kekerasan, baik fisik dan mental, dari orang-orang di sekitarnya.

Kesulitan Menjalin Relasi Sosial

Perasaan traumatis ini juga bisa menghambat remaja untuk menjalin hubungan relasi. Ini disebabkan karena mengalami permasalahan dalam hal kepercayaan. 

Mereka akan menjadi pribadi yang lebih tertutup dan enggan bersosialisasi dengan orang baru. Para remaja tersebut takut jika mereka mengalami hal yang serupa.

Dihantui oleh Kepesimisan

Remaja yang mengalami pengalaman traumatis cenderung berpikir negatif akan masa depan. Mereka menganggap bahwa tidak ada kesempatan lagi untuknya berusaha. Hidupnya pun lantas dipenuhi dengan pola pikir negatif.

Hal ini terjadi karena mereka selalu terbayang-bayang pengalaman masa lalu yang mengikat mereka. Terlebih, jika remaja tersebut mengalami tindakan pelecehan, ia akan menganggap dirinya tak bermakna lagi.

Memicu Tindakan Asusila

Gejala lain yang juga bisa muncul dan tidak terlalu diperhatikan adalah kecanduan pornografi. Perilaku ini dilakukan sebagai pengalihan atas rasa stres yang dialami mereka.

Pengalihan yang awalnya bersifat sementara itu pun terus-menerus dilakukan hingga akhirnya berujung pada kecanduan. Tentunya, sesuatu yang berlebihan dilakukan pun menjadi tidak baik.

Kecenderungan untuk Melukai Diri

Menurut penelitian Kitamura dan Nagata (2014), trauma anak juga dapat memicu perilaku bunuh diri dan depresi pada remaja. Tindakan ini adalah puncak dari kesehatan mental mereka yang terganggu dan tak ditangani dengan tepat.

Kecenderungan bunuh diri atau melukai diri yang dilakukan remaja menunjukkan keputusasaan karena terus-menerus dibayangi oleh pengalaman buruk di masa lalu.

Sebagai orangtua, kita perlu menjaga buah hati dengan sebaik-baiknya. Berikan pengasuhan yang tepat agar anak tak memiliki trauma di masa depannya. Jadikan keluarga sebagai tempat teraman bagi mereka untuk kembali dari kerasnya kehidupan.

Dengarkan kisah lengkap tokoh Bela dan lika-likunya sebagai remaja hanya melalui siniar Tinggal Nama di Spotify. Ada banyak juga cerita-cerita kriminal dan biografi tokoh nasional yang tak kalah seru!

Tunggu apalagi? Yuk, ikuti juga siniarnya agar kalian selalu terinfo tiap ada episode terbarunya.

Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata