Tidak munafik bahwa semua orang membutuhkan uang. Saat ini uang seperti faktor penting untuk manusia bisa bertahan hidup. Tidak hanya itu, uang juga menjadi salah satu faktor dalam memenuhi ego manusia, kesengsaraan, bahkan kesenangan.

Siapa yang tidak ingin memiliki banyak uang? Money can buy happiness, mungkin menjadi frasa yang banyak disetujui orang. Memiliki banyak uang dapat memberi dampak besar pada kualitas hidup kita.

Mulai dari jenis makanan, tempat tinggal, kendaraan, bahkan kebutuhan darurat seperti kesehatan sangat dipengaruhi oleh uang. Tak bisa dimungkiri, uang dapat melindungi kita dari hal-hal yang mungkin membuat kita tidak bahagia.

Namun, memiliki banyak uang adalah segalanya juga tidak tepat. “Seberapa besar sih value money buat lu?” diungkapkan Fellexandro Ruby, Entrepreneur dan Podcaster, dalam siniar Obsesif berjudul “Fellexandro Ruby: Money Actually, The Real Relationship with Money” di Spotify. 

Pakar kesejahteraan sosial, Gethin Nadin mengatakan bahwa “Uang memang berkontribusi pada kebahagiaan terutama jika bisa membantu kita memenuhi kebutuhan dasar. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa uang dengan jumlah yang sangat banyak sebenarnya kurang membahagiakan.”

Pernyataan tersebut dilandasi berbagai faktor, seperti egosentrisme atau keduniawian. Akibatnya, banyak dari mereka yang luput untuk percaya bahwa kebahagiaan juga bisa diraih, tanpa terlalu keras terhadap diri sendiri.

Selain itu, kita juga sering berpikir bahwa hidup akan jauh lebih baik jika kita memiliki lebih banyak uang. Tanpa sadar daftar angan-angan itu terus berlanjut, walaupun sebenarnya kita sudah berkecukupan.

Dalam psikolog hal ini disebut dengan “Treadmill Hedonic”. Hal-hal yang baru dimiliki dengan cepat akan menjadi barang “lama”, lalu kita merasa kembali perlu untuk menggantinya dengan barang yang baru. 

Gaji yang Lebih Besar Membuat Kita Lebih Bahagia?

Mendukung pendapat sebelumnya, Sonja Lyubomirsky, peneliti di University of California, merampungkan studi tentang kaitan uang dan kebahagiaan. Dia menemukan bahwa orang-orang yang berpenghasilan $30.000 berpikir bahwa mereka perlu menaikkan gaji tahunan mereka menjadi $50.000 untuk bahagia.

Singkatnya, orang selalu berpikir bahwa mereka membutuhkan lebih banyak uang untuk bahagia. Sifat tersebut manusiawi, namun dibanding terus merasa kurang dalam pikiran negatif, lebih baik menerimanya dengan pikiran positif sembari berpikir bagaimana mendapatkan lebih banyak pemasukan tanpa membebani diri sendiri.

Jangan sampai uang malah membuatmu semakin jauh dari kebahagiaan.

Selain itu, banyak pendapat yang mengatakan bahwa semakin besar pemasukan, maka semakin besar pula pengeluaran. Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena uang juga dapat membuat kesadaran akan kualitas hidup turut meningkat.

Akan tetapi, jangan jadikan ini alasan untuk terus terbebani ketika melihat pengeluaran. Kita bisa membuat perencanaan keuangan agar pengeluaran yang lebih besar tersebut dapat ditekan. Alokasikan lebih banyak dana pada masing-masing kebutuhan dengan baik, seperti kebutuhan pokok, dana darurat termasuk asuransi, utang, tabungan, hingga investasi.

Dengarkan obrolan seru mengenai pandangan hubungan manusia dengan uang bersama Fellexandro Ruby di siniar Obsesif berjudul, “Fellexandro Ruby: Money Actually, The Real Relationship with Money” di Spotify!

Oleh: Nika Halida Hashina dan Brigita Valencia Bellion