Secara global, penyakit jantung menyebabkan sekitar 17,9 juta kematian setiap tahunnya. Di AS, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), satu orang meninggal setiap 36 detik lantaran penyakit kardiovaskular. Rata-rata, penyakit jantung adalah penyebab 1 dari 4 kematian di AS.
Sayangnya, pada masyarakat masih banyak terdapat persepsi keliru tentang penyakit ini. Berikut beberapa mitos yang umum mengemuka soal penyakit jantung.
1. Orang muda tidak perlu khawatir soal penyakit jantung
Benar bahwa penyakit jantung lebih banyak dialami orang-orang di atas usia 65 tahun. Namun, 4 – 10 persen penyakit jantung terjadi pada orang di bawah 45 tahun, dan terutama pada laki-laki.
Pola hidup kita pada masa kanak, remaja, dan dewasa turut memengaruhi kesehatan jantung kita di masa mendatang. Contohnya, pola makan yang tinggi lemak trans dan lemak jenuh meningkatkan risiko penyakit jantung. Begitu juga dengan merokok. Mengubah pola hidup pada masa sekarang adalah fondasi untuk jantung yang lebih sehat seiring menuanya kita.
2. Orang dengan penyakit kardiovaskular harus menghindari olahraga
Ini nyata-nyata mitos tentang penyakit jantung yang salah. Olahraga membantu menguatkan otot jantung dan meningkatkan sirkulasi darah di dalam tubuh. European Society of Cardiology menyatakan, risiko bahwa berolahraga dapat memicu serangan jantung sangat kecil. Meski begitu, orang yang sama sekali jarang berolahraga atau mereka dengan penyakit jantung berat mesti berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum mulai berolahraga.
3. Dengan obat penurun kolesterol, kita bisa makan semaunya
Beberapa jenis obat, seperti statin, memang menurunkan level kolesterol di dalam darah. Meski begitu, ini tidak berarti bahwa seseorang yang mengonsumsinya bisa menyantap semaunya makanan yang mengandung lemak jenuh.
Kolesterol yang dikandung tubuh berasal dari makan yang kita makan atau diproduksi di liver. Statin menghambat enzim pada hati yang diperlukan untuk memproduksi kolesterol, dan dengan begitu menurunkan level kolesterol darah secara umum. Meski begitu, ini berarti kolesterol yang kita asup dari makanan masih dapat mengalir di dalam darah.
4. Karena sudah ada faktor genetik, penyakit jantung tidak terhindarkan
Jika seorang anggota keluarga dekat mengalami penyakit jantung, itu memang dapat berarti risiko penyakit jantung pada kita lebih tinggi. Namun, ini bukan harga mati. Ada banyak cara untuk mengurangi risikonya. Misalnya dengan pola makan yang sehat, menghindari merokok, menjaga tekanan darah, dan berolahraga secara rutin.
Perlu digarisbawahi juga, meski beberapa anggota keluarga mengalami penyakit jantung, penyebabnya bukan serta-merta faktor genetik. Biasanya, pola hidup dalam keluarga cukup mirip. Bisa jadi penyakit kardiovaskular itu disebabkan gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang buruk atau kebiasaan tidak berolahraga. Ini juga akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
5. Vitamin dapat mencegah penyakit jantung
Meski kebanyakan vitamin yang diasup sesuai dosis tidak buruk bagi kesehatan, belum ada bukti bahwa konsumsi suplemen dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Vitamin tidak bisa menggantikan pola makan yang sehat dan olahraga rutin.
Baca juga:
- Berapa Denyut Jantung Ideal saat Olahraga?
- Hati-hati, Kelebihan Garam Picu Penyakit Jantung dan Stroke
- Patut Diketahui! Ini Tanda-tanda Gejala Penyakit Jantung
6. Kalau sudah merokok bertahun-tahun, tak ada gunanya berhenti sekarang
Ini adalah mitos. National Institute on Aging di AS menyatakan, berhenti merokok pada usia berapa pun akan dapat meningkatkan kesehatan. Ketika berhenti merokok, kita dapat bernapas dan mengelola energi dengan lebih baik. Tentu, juga menghemat pengeluaran.
7. Penyakit jantung hanya menyerang laki-laki
Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian baik pada perempuan maupun laki-laki. Pada 2107 di AS, 24,2 persen laki-laki dan 21,8 persen perempuan meninggal karena penyakit jantung. Menganggap hanya laki-laki yang terserang penyakit jantung adalah miskonsepsi. Meski begitu, betul bahwa laki-laki cenderung mengalami penyakit jantung pada usia yang lebih muda ketimbang perempuan.
8. Orang dengan penyakit kardiovaskular harus menghindari segala jenis lemak
Orang dengan penyakit kardiovaskular memang harus mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak trans. Namun, lemak tak jenuh bermanfaat untuk tubuh. Omega-3, yang adalah lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fat), bisa melindungi kesehatan jantung. Kandungan ini banyak ditemukan pada ikan, tahu, atau kacang walnut.
Penyakit jantung memang umum, tapi bukannya ini tak bisa dihindari. Perubahan gaya hidup dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, berapa pun usia kita.