Penyakit jantung hingga kini masih menjadi salah satu penyebab utama kematian, baik di dunia maupun di Indonesia. Apa saja tanda-tanda dari gejala penyakit ini?

Menurut American Heart Association, tubuh akan memberikan tanda-tanda atau peringatan sebagai gejala serangan jantung. Dimulai dari kita akan merasakan tekanan yang tidak menyenangkan, rasa penuh, dan nyeri seperti diremas di seputar dada yang dapat berlangsung hingga beberapa menit.

Nyeri juga dapat menjalar ke bahu, leher, atau lengan. Rasanya mungkin seperti di bawah tekanan, terbakar, atau berbeban berat. Rasa tidak nyaman di dada juga dapat dibarengi kepala terasa ringan, pingsan, berkeringat, nafas menjadi pendek-pendek, cemas, gugup, dan detak jantung yang meningkat atau tidak beraturan.

Sementara itu, sebagaimana dikutip situs Heartinfo.org, penyakit jantung pada wanita berkembang secara berbeda ketimbang pada laki-laki. Penyakit jantung pada wanita sering berkembang dalam periode waktu yang lebih lama.

Terkadang seorang wanita yang berkonsultasi dengan ahli jantung, penyakitnya ternyata lebih parah ketimbang seorang laki-laki yang dilarikan ke ruang gawat darurat akibat serangan jantung.

Pada wanita, nyeri di dada sering digambarkan sebagai rasa kaku di bagian dada, sedangkan pada laki-laki hal tersebut dirasakan sebagai tekanan mendadak dan seakan diremas atau nyeri di pusat dada, yang dapat berlangsung selama beberapa menit. Perbedaan ini terkadang membuat seorang ahli jantung dapat keliru mendiagnosa gangguan jantung pada wanita.

Menjaga kesehatan jantung sebenarnya tidak terlalu sulit. Yang penting, ada kemauan kuat untuk tetap sehat. Yayasan Jantung Indonesia mengkampanyekan lima usaha menuju jantung sehat, yaitu makan makanan dengan gizi seimbang, menghindari rokok, menghindari stres, menjaga tekanan darah, dan berolahraga dengan teratur.

Makan makanan dengan gizi seimbang menjadi semakin penting karena dewasa ini semakin banyak orang mengkonsumsi makanan cepat saji yang cenderung kaya lemak, namun kurang zat-zat gizi yang lain. Selain itu, tidak ada salahnya juga mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan yang bermanfaat untuk membantu mengurangi risiko terserang gangguan jantung, seperti asam lemak tak jenuh Omega-3. [ACA]

Foto dokumen Shutterstock.

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 7 Desember 2001